Surabaya, NEODEMOKRASI.COM – Cerita pilu dialami Treis (55), nenek satu cucu juragan toko kue basah. Ia meratapi kondisi tokonya di Jalan Dukuh Kupang XXV, Dukuh Pakis, Surabaya, menjadi korban perampokan yang terjadi pada Rabu (15/5) dini hari.
Akibatnya, belasan perkakas memasak, seperti panci, wajan, dan tungku, kemudian delapan tabung elpiji, lalu dua mesin kipas angin, dan sebuah motor matik operasional toko, disikat pelaku.
Jika ditotal nilai kerugiannya, mencapai sekitar Rp 50 juta. Dengan kejadian itu toko yang mempekerjakan belasan karyawan, berhenti beroperasi. Ia berharap kondisi ini cuma sementara.
Diceritakan oleh Treis, dirinya baru mengetahui tokonya dibobol perampok saat hendak membuka toko pukul 05.00 WIB. Ia yang baru tiba di toko, malah mendapati kondisi pagar teralis besi warna hitam terbuka menganga tanpa gembok yang biasa mengunci lubang pengaitnya.
Lalu, kondisi salah satu sisi pintu utama ruang etalase toko pecah berhamburan di teras depan. Saat melongok ke area dapur toko, ternyata ruang dapur tersebut telah porak poranda. Saat diidentifikasi perlahan-lahan, ternyata sejumlah benda berharga di dalam toko amblas digondol perampok.
Berdasarkan informasi yang dihimpunnya, para pelaku berjumlah dua orang. Gerak-gerik mereka sempat terpantau CCTV tetangga seberang depan toko milik Treis. Aksi perampokan sekitar pukul 03.00 dan baru keluar toko sekitar pukul 04.00 WIB. Sebelum beraksi, para pelaku memarkirkan motor di area teras parkiran depan minimarket dekat tokonya.
Kemudian, berjalan menuju gang permukiman belakangan toko untuk menuju sisi belakang dinding tembok bangunan toko. Lalu, mereka memanjat dinding, dan masuk ke dalam toko dengan cara menjebol lubang plafon area dapur.
Aksi kriminalitas yang menimpa tokonya ini, merupakan kejadian pertama, setelah empat tahun beroperasi. Treis mengaku sudah melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Surabaya.
Bahkan, sejumlah anggota Tim Inafis Polrestabes Surabaya sudah melakukan olah TKP di tokonya. Sedikitnya sudah ada enam orang karyawan toko yang diperiksa sebagai saksi. Dan beberapa benda sarana aksi milik para pelaku yang tertinggal juga sudah disita. Yakni sepasang sandal selop, linggis sepanjang satu meter, dan obeng.
Ia berharap para pelaku dapat segera ditangkap oleh anggota kepolisian. Treis juga menceritakan bahwa wilayah permukiman sekitar tokonya juga kerap terjadi pencurian motor.(dan)