Bojonegoro, NEODEMOKRASI.COM – Perubahan cara berpikir (mindset) dalam menghadapi bencana perlu dilakukan. Untuk itulah dilakukan pelatihan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) sebagai salah satu upaya merubah mindset warga sekolah.
Hal ini diungkapkan Koordinator Pengawas (Korwas) Kantor Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdin) Provinsi Jawa Timur Wilayah Bojonegoro-Tuban Agus Huda. Pihaknya sangat berharap sekolah-sekolah lain di Bojonegoro mendapatkan SPAB. Menurutnya, para siswa dihadirkan dalam SPAB ini agar tahu apa yang bisa dijalankan saat bencana. Seperti peribahasa sedia payung sebelum hujan.
“SPAB ini juga untuk mengubah mindset kita sejak awal, sejak dini, agar bisa berbuat atau minimal membantu sekolah dan rumah kita agar tidak terjadi bencana atau mengurangi risiko bencana,” jelas Agus Huda ketika memberikan materi di SMAN 1 Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro, Rabu, 6 Maret 2024.
SPAB yang diadakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur dengan Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur ini diadakan pada Rabu-Kamis, 6-7 Maret 2024. Tiga fasilitator,yakni Rachmad Subekti Kimiawan, Andreas Eko Muljanto, dan Rizki Daniarto memberikan materi berupa penyusunan dokumen kajian risiko hingga praktik simulasi gempa bumi, pemadaman kebakaraan, games kebencanaan, pemutaran video dan audio dan perpustakaan kebencanaan.
Senada juga diungkapkan Penata Penanggulangan Bencana Ahli Madya BPBD Jatim Sriyono. Menurutnya, kegiatan ini untuk bersama-sama merubah mindset dalam menghadapi bencana. “Karena bencana bukan hanya urusan BPBD saja, bukan pemerintah saja, tapi seluruh masyarakat. Termasuk warga sekolah,” jelasnya saat membuka acara SPAB ini.
Oleh karena itu, lanjutnya, keterlibatan anak-anak muda, termasuk di SMAN 1 Sumberrejo ini adalah bentuk kepedulian terhadap bencana. Salah satu upayanya adalah menjaga lingkungan. “Seperti menanam pohon itu termasuk mitigasi pengurangan risiko bencana,” imbuhnya.
Sedangkan Kepala SMAN 1 Sumberejo Nurhadi menyatakan, sekolah yang berdiri sejak 44 tahun lalu memang butuh peremajaan sarana dan prasarana. Ia juga mengungkapkan angin puting beliung menjadi ancaman paling potensial. Apalagi letak sekolah ini berada di dekat persawahan. “Kami berharap bisa mendapat ilmu dalam SPAB ini. Dan saya sangat senang SMAN 1 Sumberrejo menjadi SMA di Bojonegoro yang diberi kepercayaan untuk menggelar SPAB,” katanya.
Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) Bojonegoro Eko Susanto mengungkapkan adanya sembilan ancaman bencana di Bojonegoro. Salah satunya yang paling potensial adalah banjir Sungai Bengawan Solo. “Hampir 16 kecamatan dan 42 desa terkena banjir,” katanya.
Sementara, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bojonegoro Laela Nor Aini mengungkapkan bahwa para peserta SPAB ini adalah pilihan. Upaya ini adalah untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dalam menanggulangi dan mengurangi risiko bencana. Nanti akan kami cek kembali bagaimana progresnya ke depan,” tukasnya.(*)