Neo-Demokrasi
Kesra

Sekda Provinsi Jatim Meletakkan Batu Pertama Pembangunan PPAI Azzahrah

Peletakan batu pertama pembangunan gedung Pusat Pendidikan Anak oleh Sekda Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono didampingi Muzammil Syafii.

Pasuruan, NEODEMOKRASI.COM – Sejarah membuktikan, tradisi pempelajaran yang bersumber dari kitab kuning telah berhasil membentuk karakter islami yang bermoralitas tinggi. Seiring perkembangan zaman, khazanah Islam di Indonesia tidak lepas dari adanya kitab kuning atau kitab yang dikarang oleh ulama-ulama terdahulu..

Kitab kuning atau gundul adalah kitab rujukan yang berisi pelajaran agama. Baik tentang tauhid, akhlak, tasawuf, tata bahasa Arab, fikih, hadis, dan lain-lain.

Kitab kuning selama ini dikaji di pesantren sebagai model institusi pendidikan dengan keunggulan aspek tradisi keilmuan dan internalisasi moralitas umat Islam. .

Pentingnya kitab kuning dalam proses pendidikan ahlak anak diwujudkan dengan acara peletakan batu pertama pembangunan Pusat Pendidikan Anak Anak Islam Azzahrah, Pasuruan. Lembaga yang sudah memiliki 300 siswa ini membina TK, Play Group, TPQ, SD, dan Madin.

Peletakan batu pertama pembangunan gedung ini dilakukan oleh Sekda Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono, Sabtu (15/8). Pada acara ini juga didampingi oleh Kepala BIro Kesejahteraan Sosial Pemprov Jawa Timur, Hudiono.

Acara ini dihadiri oleh beberapa tokoh masyarakat dan NU kota-kabupaten Pasuruan, pejabat, dan warga masyarakat setempat.

Pembangunan gedung pusat pendidikan di bawah pembinaan Muzammil Syafii yang juga Ketua Fraksi Nasdem DPRD Jawa Timur ini, dilaksanakan di atas tanah wakaf seluas 6.000 meter. Pembangunan gedung ini berlokasi di Kelurahan Petahunan, K ecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan.

“Pentingnya pendidikan berbasis pada kitab kuning ini untuk membentuk karakter dan moralitas islami generasi muda yang berahlaqul karimah. Agar kelak anak anak tumbuh menjadi insan yang bermoral baik. Sehingga bila nanti tumbuh menjadi mubalig yang menyejukkan dan mampu menjadi rohmatan lil alamin,” kata Sekda Heru Tjahyono dalam sambutannya.

Sekda juga berjanji akan men-support serta membantu kebutuhan ruang kelas.

Sementara, Muzammil Syafii mengungkapkan, kitab kuning adalah sarana mempermudah menjawab masalah-masalah dan hukum  di Alquran dan Hadist yang penuh majaz.

Menurunya, memahami yang tersirat dan tersurat dalam dua pedoman itu dibutuhkan perangkat keilmuan lain yang mumpuni. Seperti kemahiran berbahasa Arab, nahwu, shorof, balaghoh, ilmu-ilmu agama lainnya.

“Dengan metode pendidikan berbasis kitab kuning, insya Allah anak-anak kita tumbuh menjadi generasi yang berahlaqul karimah,” tutur laki-laki yang mengabdikan hidupnya untuk pengembangan dunia pendidikan ini.(nor/dan)

Related posts

Maskapai Wings Air Sterilisasi Semua Pesawatnya

neodemokrasi

Gubernur Khofifah Serahkan Santunan Ahli Waris Pekerja di Jombang

neodemokrasi

Buddha Tzu Chi Salurkan 5 Ribu Paket Bantuan Sosial

Rizki