Surabaya, NEODEMOKRASI.COM – PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI Persero) merilis data pemanfaatan resi gudang (RG) sampai dengan semester I 2021. BUMN yang berperan sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang ini menyebutkan, sepanjang semester I 2021 jumlah resi gudang yang telah diregistrasi mencapai 230 RG. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 49 persen dibandingkan selama periode yang sama di tahun 2020, dimana yang diregistrasi mencapai 154 RG.
Dari sisi jumlah komoditas, sepanjang semester I 2021, jumlah komoditas yang masuk resi gudang mencapai 10 komoditas. Sedangkan di periode yang sama di tahun 2020, jumlah komoditas yang masuk resi gudang mencapai 6 komoditas.
Dari sisi volume barang, sepanjang semester I 2021 total volume komoditas yang diresigudangkan mencapai 5.517.288 kg. Angka ini meningkat sebesar 44 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2020 dimana tercatat sebanyak 3.823.248 kg.
Sedangkan dari sisi nilai barang, sepanjang semester I 2021 total nilai barang yang diregistrasikan ke resi gudang mencapai Rp 170,995 miliar. Meningkat 124 persen dibandingkan semester I 2020 dimana nilai barang yang diresigundangkan mencapai Rp. 76,186 miliar.
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi mengatakan, meningkatnya pemanfaatan RG sepanjang semester I 2020 ini menunjukkan bahwa petani dan pemilik komoditas mulai memahami manfaat instrument ini.
“Sebagai catatan, sepanjang tahun 2020, jumlah resi gudang yang diregistrasikan mencapai 428 RG dari 8 komoditas dengan volume 9.593.717 kg senilai Rp 200,784 miliar. Resi gudang memiliki potensi besar untuk terus tumbuh, melihat banyaknya komoditas yang ada di Indonesia,” kata Fajar Wibhiyadi dalam rilisnya, Senin (5/7).
Tantangannya adalah bagaimana manfaat dari resi gudang ini dapat dipahami oleh para petani dan pemilik komoditas. Sebagai instrument untuk menjaga stabilitas harga, sudah selayaknya RG menjadi solusi bagi para petani dan pemilik komoditas.
Selain itu, dengan memanfaatkan RG petani dan pemilik komoditas dapat menjaminkan RG-nya untuk mendapatkan pembiayaan. Kuncinya adalah bagaimana sosialisasi dan edukasi dapat dilakukan secara baik dan terus menerus.
“Untuk itu, kami bersama dengan pemangku kepentingan lain di sektor resi gudang, terus melakukan sosialisasi dan edukasi terkait manfaat resi gudang kepada masyarakat. Baik itu petani, pemilik komoditas maupun para pengelola gudang,” ungkap Fajar Wibhiyadi.
Fajar Wibhiyadi menambahkan, pihaknya memproyeksikan, pemanfaatan resi gudang sampai dengan akhir tahun 2021 akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan 2020. Berbagai upaya dijalankan untuk mendorong pemanfaatan resi gudang ini. Termasuk juga memperluas wilayah sosialisasi ke berbagai daerah khususnya ke sentra-sentra komoditas unggulan.(dan)