Sidoarjo, NEODEMOKRASI.COM – PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) bersama Pemkab Sidoarjo melaksanakan pengiriman bahan bakar jumputan padat (BBJP) pertama sebanyak 160 ton. Bahan ini digunakan sebagai bahan bakar cofiring di PLTU Tanjung Awar-Awar dan PLTU Paiton. BBJP tersebut dapat digunakan bahan bakar pengganti batu bakar dalam cofiring sebesar 3 persen.
Pelaksanaan acara tersebut menjadi bukti nyata PJB yang semakin serius untuk mewujudkan target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025 melalui teknologi cofiring pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Direktur Operasi 2 PT PJB Rachmanoe Indarto menyampaikan bahwa sinergi pengelolaan sampah menjadi bahan bakar (waste to fuel) antara PJB dengan pemkab dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sidoarjo telah diinisiasi sejak awal tahun 2022. Hal ini membuktikan dengan sinergi antara PJB dan pemerintah daerah mampu mengolah sampah residu menjadi bahan bakar alternatif di PLTU.
“Kami (PT PJB) mendorong tercapainya bauran EBT sebesar 23 persen di tahun 2025. Salah satu upaya kami adalah pemanfaatan biomassa menjadi bahan bakar cofiring sejak tahun 2017. Terima kasih saya ucapkan kepada Pemkab Sidoarjo atas sinergi yang baik ini. Melalui sinergi ini juga akan dapat mengatasi permasalahan sampah di Sidoarjo,” ungkap Rachmanoe.
Guna memperoleh pasokan BBJP, PT PJB menjalin kerja sama dengan sejumlah pemerintah daerah. Di antaranya dengan Sidoarjo, Tuban, dan Indramayu. Kerja sama tersebut telah direalisasikan melalui penandatanganan nota kesepakatan bersama DLH Indramayu dan bupati Tuban, Kamis (30/6) di 2 lokasi, yakni seminar bioenergi pencapaian sustainablity pasokan bahan bakar cofiring dan pembangkit bioenergi PLN di Bali dan peringatan puncak Hari Lingkungan Hidup di Tuban.
Kepala DLH Sidoarjo Moh. Bahrul Amig menyampaikan, sesuai dengan UU No. 9 Tahun 2015, pemerintah daerah dapat mengadakan kerja sama yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik serta saling menguntungkan.
“Saya ingin Sidoarjo menjadi kota pertama yang menuntaskan sampah. Kerja sama dengan PJB yang akan merubah sampah menjadi barang yang memiliki nilai manfaat (menjadi bahan bakar PLTU) akan menjadi salah satu langkaf solutif mewujudkan hal tersebut,” ujar Bahrul Amig.
Pengelolaan yang telah dilakukan sejauh ini berupa pemanfaatan kembali sampah, pendaur ulang sampah, pengolahan sampah menjadi bahan baku pakan ternak dan kompos, serta dimanfaatkan menjadi sumber energi.
Dengan upaya itu, PJB bisa mewujudkan dua tujuan, yakni mengelola sampah kota serta menciptakan listrik berbasis energi bersih dan sumber daya domestik untuk mengejar target karbon netral pada 2060,” pungkasnya.(dan)