Gresik. NEODEMOKRASI. COM. Dalam rangka ekspansi bisnis dan memperkuat sinergi pelaku usaha, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) baru saja telah bekerja sama dengan PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (pengelola Java Integrated Industrial and Ports Estate atau JIIPE) melalui penandatanganan MoU tentang layanan jasa keuangan. Bertempat di JIIPE, penandatanganan MoU dilakukan oleh Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman dan Direktur Utama PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera Bambang Soetiono S. serta Direktur Keuangan PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera Ifan Johar Kuswahyudi pada hari Senin (13/5). Turut hadir menyaksikan penandatanganan tersebut Pj. Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Direktur Keuangan, Treasury & Global Services Bank Jatim Edi Masrianto, Direktur Mikro, Ritel, dan Menengah Bank Jatim R. Arief Wicaksono, Direktur IT & Digital Bank Jatim Zulhelfi Abidin, serta Direktur Manajemen Risiko Bank Jatim Eko Susetyono.
Busrul menjelaskan, seperti yang telah diketahui bersama, PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera adalah pengelola JIIPE yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur. JIIPE adalah kawasan terintegrasi pertama di Indonesia dengan total area 3.000 hektar. Yang terdiri dari kawasan industri, pelabuhan umum multifungsi, dan hunian berkonsep kota mandiri. Selain itu, JIIPE juga telah ditetapkan sebagai KEK Indonesia oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun 2021. JIIPE sebagai KEK Indonesia merupakan proyek strategis nasional yang menjawab kebutuhan industri 4.0. Sebab, di dalam kawasan tersebut telah tersedia konektivitas yang unggul dengan transportasi multimoda, pelabuhan laut dalam yang terhubung, utilitas lengkap satu atap, serta izin lingkungan dan izin konstruksi cepat.
”Sehingga kerja sama ini merupakan bentuk pengembangan bisnis yang kuat antara Bank Jatim dan PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera serta komitmen Bank Jatim dalam memberikan financial solution yang terintegrasi dan inovatif bagi nasabahnya. Kami siap bersinergi dengan PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera dalam hal penempatan dana dan layanan jasa keuangan. Semoga dengan adanya penandatanganan MoU ini dapat terwujud kerja sama yang strategis sehingga bisa semakin memperkuat bisnis kedua belah pihak,” tegas Busrul.
Menurutnya, hal yang membedakan Bank Jatim dengan bank lainnya adalah Bank Jatim merupakan banknya masyarakat Jawa Timur. Sehingga, dengan mendukung Bank Jatim berarti juga ikut mendukung Pemprov maupun Pemkab/Pemkot. Sebab, keuntungan yang diperoleh Bank Jatim otomatis dapat menambah APBD dan perekonomian masyarakat Jawa Timur. ”Maka dari itu kami sangat berharap kerja sama ini tidak hanya sampai di sini saja. Tetapi bisa lebih dikembangkan lagi sesuai dengan kebutuhan PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera ke depannya,” tambah Busrul. Adapun selain penempatan dana dan layanan jasa keuangan, rencana kerja sama Bank Jatim dengan PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera yaitu pembukaan dan penempatan kantor layanan perbankan serta pengoperasian kantor layanan Bank Jatim baru saja telah bekerja sama dengan PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (pengelola Java Integrated Industrial and Ports Estate atau JIIPE) melalui penandatanganan MoU tentang layanan jasa keuangan. untuk mengelola dana di lingkungan PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera sesuai dengan ketentuan yang berlaku di KEK Gresik.
Sementara itu, Bambang Soetiono S. mengatakan, pihaknya sangat menyambut baik adanya kerja sama ini. Dia berharap semoga sinergitas yang sudah terjalin baik selama ini dapat lebih meningkat lagi dan membuka peluang kerja sama lainnya yang lebih lebar. ”Sebagai informasi, integrasi fasilitas JIIPE, lokasi strategis, dan status KEK akan mendorong tercapainya target pemerintah untuk menurunkan biaya logistik dan operasional lainnya serta menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi yang menarik. Maka dari itu, dengan MoU ini semoga bisa semakin membuat Kawasan JIIPE lebih pesat lagi pertumbuhannya,” tuturnya.
Bambang memaparkan, pada tahun 2023, kawasan JIIPE berhasil menjadi kawasan terbaik nomor satu di Indonesia, mengalahkan kawasan industri Kendal. KEK Gresik atau JIIPE ini mendapat target dari pemerintah dalam 5 tahun, sejak tahun 2021, harus bisa menyerap investasi sebesar 7 miliar USD atau sekitar Rp 100 triliun lebih. Sementara penyerapan investasi yang terealisasi hingga sekarang telah mencapai Rp 75 triliun. ”Masih ada kekurangan sekitar Rp 30 triliun lagi dan waktu kita masih ada 2 tahun ke depan. Kami optimis target dari pemerintah bisa tercapai. Sekarang kami juga sedang close deal dengan beberapa perusahaan China, ada 3 perusahaan China yang dekat dan semoga bisa investasi sampai Rp 20 triliun,” tegasnya.
Tidak hanya itu saja. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, sampai hari ini telah terserap sekitar 35 ribu orang. Target pemerintah sendiri, lanjut Bambang, sampai tahun 2036 penyerapan tenaga kerja bisa mencapai 200 ribu. ”Angka yang cukup besar. Oleh karena itu, kami sangat berharap sekali masyarakat di sekitar Gresik, Lamongan, sampai Tuban ke depannya tidak ada lagi yang jadi pengangguran karena bisa bekerja di JIIPE. Harapan kami, JIIPE dapat terus berkontribusi memajukan ekonomi di Jawa Timur maupun Indonesia,” ungkap Bambang.
Adhy Karyono juga menambahkan, pihaknya sangat bersyukur akhirnya sekarang JIIPE telah menggandeng Bank Jatim terkait urusan layanan jasa keuangan. Adanya kerja sama ini sekaligus menegaskan bahwa Bank Jatim siap memberikan dukungan pendanaan untuk pengembangan Kawasan JIIPE. ”Bank Jatim adalah banknya pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan juga banknya masyarakat Jawa Timur. Sehingga mau tidak mau kita harus memajukan Bank Jatim secara bersama-sama. Asset Bank Jatim sendiri sudah Rp 100,8 triliun. Sehingga kami harap di tengah persaingan perbankan yang luar biasa, Bank Jatim bisa terus responsif. Selain menangani captive market pemerintah seperti APBD, kredit ASN, dan lain sebagainya, sekarang juga harus bisa masuk ke industri-industri sehingga kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi bisa semakin besar lagi,” ucapnya.
Menurut Adhy, lewat MoU ini diharapkan bisa menguatkan ekosistem di Kawasan JIIPE sehingga investasi dapat semakin meningkat dan menjadi investasi yang paling nyaman di Jawa Timur. Sebab, kenyamanan berinvestasi adalah faktor penting untuk menarik para investor. Dari setiap triliun investasi yang dihasilkan, akan berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja dan sektor riil. Namun yang tidak boleh dilupakan adalah peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) juga harus sejalan dengan penyerapan tenaga kerja yang tinggi. ”Teknologi ke depan tentu sudah akan berbeda. Jadi SDM kita juga harus bisa naik kelas dengan cara adanya link and match hingga kerja sama dengan perguruan tinggi agar nantinya kita bisa menciptakan SDM unggul. Semoga ke depannya investasi di Jawa Timur maupun JIIPE dapat berjalan dengan baik,” tegasnya.*