Analisis laporan keuangan merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari analisis bisnis. Tujuan analisis bisnis untuk meningkatkan pengambilan keputusan bisnis dengan mengevaluasi informasi yang tersedia tentang situasi keuangan perusahaan, manajemen, rencana, strategi, dan lingkungan bisnis.
Kegunaan analisis laporan keuangan diperlukan untuk hal-hal sebagai berikut : Untuk merestrukturisasi operasi bisnis melalui merger, akuisisi, divestasi maupun spin off. Dalam hal ini Bankir investasi perlu mengidentifikasi target potensial dan menentukan nilainya.
Analis efek perlu menentukan adanya tambahan nilai yang dihasilkan dari merger bagi perusahaan pembeli maupun bagi perusahaan target. Bagi Manager sebagai petunjuk tentang perubahan strategi dalam kegiatan operasional, investasi dan pendanaan perusahaan. Manager juga menganalisis bisnis dan laporan keuangan perusahaan pesaing untuk mengevaluasi profitabilitas dan risiko pesaing. Analisis ini menghasilkan perbandingan antar perusahaan untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan relative terhadap kompetitor maupun sebagai tolak ukur kinerja.
Manajemen keuangan juga perlu untuk mengevaluasi dampak keputusan keuangan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Analisis bisnis membantu untuk menilai dampak keputusan keuangan terhadap profitabilitas di masa mendatang maupun risikonya. Penting bagi Direktur untuk melindungi kepentingan pemegang saham dengan mengawasi secara berhati-hati aktivitas perusahaan. Analisis bisnis untuk menunaikan tanggung jawab pengawasannya. Regulator (pembuat peraturan) dalam menerapkan alat analisis laporan keuangan untuk mengaudit atau memeriksa laporan pajak dan kewajaran jumlah yang dilaporkan. Sedangkan bagi serikat kerja untuk negoisasi tawar menawar kolektif dalam standar imbalan kerja. Dan pelanggan untuk menentukan profitabilitas pemasok bersamaan dengan estimasi keuntungan pemasok dari transaksi yang saling menguntungkan.
Sebelum menganalisis laporan keuangan perlu memahami laporan posisi keuangan (Neraca), laporan laba rugi. Memahami laporan posisi keuangan (Neraca) merupakan dasar sistem akuntansi dengan rumus (Aset = Kewajiban + Ekuitas). Pada persamaan ini aset terkait sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan berupa investasi diharapkan untuk menghasilkan laba di masa depan melalui aktivitas operasi.
Untuk menjalankan aktivitas operasi, perusahaan membutuhkan pendanaan untuk membiayainya. Sumber pendanaan dari kewajiban merupakan pendanaan dari kreditur (orang yang memberi pinjaman). Sumber pendanaan dari ekuitas pemegang saham merupakan total dari pendanaan yang diinvestasikan atau dikontribusikan oleh pemilik, saldo laba (akumulasi laba yang tidak dibagikan kepada pemilik sejak berdirinya perusahaan). Dari sudut pandang pemilik atau pemegang saham, ekuitas mencerminkan klaim mereka atas aset perusahaan.
Pada persamaan akuntansi dalam kaitannya dengan sumber dana dan pengunaan dana dimana sisi kanan merupakan sumber dana (baik dari kreditur atau pemegang saham, maupun yang dihasilkan dari dalam perusahaan) sedangkan sisi kiri merupakan penggunaan dana.
Aset dan kewajiban dipisahkan antara lancar dan tidak lancar. Entitas mengklasifikasikan aset sebagai lancar jika aset direalisasikan atau terjual atau digunakan dalam siklus operasi normal, dimiliki dengan tujuan diperdagangkan, terealisasi dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan, aset lancar diharapkan untuk terkonversi menjadi kas (uang tunai), yang digunakan dalam operasi waktu satu tahun atau satu siklus operasi usaha. Contoh aset lancar antara lain kas, piutang, persediaan, investasi jangka pendek dan biaya dibayar di muka. Sedangkan aset tidak lancar digunakan dalam operasi waktu lebih panjang dari siklus operasi usaha contohnya investasi jangka panjang, aset tetap, aset tak berwujud dan aset yang lain yang bersifat tidak lancar.
Kewajiban lancar merupakan kewajiban perusahaan yang diharapkan terselesaikan dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi usaha. Contoh dari kewajiban lancar antara lain utang dagang, biaya akrual untuk biaya karyawan, atau biaya operasi lain, yang merupakan bagian modal kerja yang digunakan dalam siklus operasi normal. Sedangkan kewajiban tidak lancar terselesaikan dalam waktu lebih dari satu tahun (lebih panjang). Contoh dari kewajiban tidak lancar antara lain penerbitan obligasi, utang sewa guna usaha, utang bank jangka panjang, kewajiban pensiun, pajak tangguhan dan provisi untuk kewajiban garansi.
Selisih antara aset lancar dan kewajiban lancar yang disebut modal kerja. Persamaan akuntansi dalam kaitannya dengan aktivitas bisnis dirumuskan Aktivitas Investasi dan Pendanaan : Total Investasi = Pendanaan kreditur + Pendanaan Pemilik.
Perlu diingat bahwa persamaan akuntansi merupakan identitas neraca yang mencerminkan satu titik waktu. Aktivitas operasi usaha timbul selama satu periode waktu dapat mempengaruhi persamaan akuntansi tersebut. Jika perusahaan memperoleh keuntungan, tingkat investasi (aset) dan pendanaan (ekuitas) meningkatkan sama halnya saat perusahaan mengalami kerugian, baik investasi maupun pendanaan mengalami penurunan.
Memahami laporan laba rugi untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan antara tanggal neraca. Laporan ini mencerminkan aktivitas operasi perusahaan yang menyediakan tentang pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian perusahaan untuk suatu periode waktu.
Laba bersih hasil perolehan profitabilitas perusahaan laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara akun-akun dalam laporan memerinci bagaimana laba didapat. Laba merupakan laba perkiraan atas kenaikan atau penurunan ekuitas sebelum distribusi kepada pemegang saham dan kontribusi dari pemegang saham.
Pengguna perlu mengetahui konsistensi penerapan kebijakan akuntansi. Perusahaan memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk transaksi peristiwa dan kondisi lainnya yang serupa kecuali pernyataan standar akuntansi keuangan secara spesifik mengatur atau mengijinkan pengelompokan akun-akun dengan kebijakan akuntansi berbeda adalah hal yang tepat. Konsistensi penerapan kebijakan akuntansi akan memudahkan pembaca laporan keuangan dalam membandingkan laporan keuangan dari satu periode ke periode berikutnya.
Perubahan kebijakan akuntansi dapat terjadi karena kebijakan standar mengharuskan perusahaan menerapkan metode baru, contoh PSAK 24 (Revisi 2013). Mengenai imbalan kerja mengharuskan perusahaan menggunakan pendekatan penghasilan komprehensif lain dalam menentukan keuntungan atau kerugian aktuaria. Apabila perusahaan selama ini menggunakan pendekatan koridor, maka perubahan kebijakan akuntansinya harus dilaksanakan sesuai pendekatan yang diharuskan.
Perubahan kebijakan akuntansi dapat juga dilakukan secara sukarela, maka perusahaan harus dapat menyakinkan perubahan tersebut akan menghasilkan laporan keuangan yang lebih andal dan lebih relevan, contoh : saat ini perusahaan menggunakan metode biaya dalam menilai properti investasi. Menurut perkembangan harga properti yang relatif cepat menyebabkan penggunaan metode biaya kurang relevan bagi pembaca. Pengunaan metode nilai wajar dianggap tepat dan lebih relevan bagi pengambil keputusan.
Perusahaan secara sukarela mengubah kebijakan penilaian properti investasi dengan menggunakan metode nilai wajar (fair value) sesuai dengan ketentuan PSAK 13 (Revisi 2011) mengenai properti investasi. Perlakuan menurut PSAK 25 (Revisi 2009) perusahaan mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan awal suatu PSAK sesuai ketentuan transisi. Apabila tidak ada ketentuan transisi, perusahaan menerapkan perubahan secara retrospektif.
Penyajian dan pengungkapan menjelaskan saat terjadi perubahan kebijakan akuntansi laporan keuangan periode komparatif harus disajikan kembali dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang benar.
Pengguna perlu memahami perubahan estimasi yang timbul dari unsur dalam laporan keuangan tidak semuanya diukur secara langsung, tetapi pengukuran secara estimasi. Penggunaan estimasi yang rasional bagian dari dasar dalam penyiapan laporan keuangan. Perusahaan dalam melakukan estimasi menggunakan informasi yang tersedia dan andal.
Perubahan estimasi akuntansi merupakan penyesuaian jumlah tercatat aset atau liabilitas. Perlakuan akuntansi pada pengaruh perubahan estimasi akuntansi diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi. Penerapan prospektif perubahan estimasi dapat terjadi hanya pada periode perubahan dan periode selanjutnya, contoh : perubahan penyisihan piutang hanya berpengaruh pada periode terjadinya.
Penyajian dan pengungkapan perubahan estimasi menyebabkan perubahan nilai yang diakui dalam pendapatan atau beban, juga akan mempengaruhi daya banding laporan keuangan. Pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan perlu bagi pengguna dapat mempertimbangkan perubahan estimasi untuk melakukan analisis laporan keuangan.
Pengguna perlu memahami tentang kesalahan dalam menyusun laporan keuangan. Kesalahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidaksesuaian dengan PSAK perlu dikoreksi. Apabila laporan keuangan periode tersebut belum diselesaikan terjadi kesalahan, maka dapat dikoreksi dengan mudah pada akun yang ditemukan kesalahan. Sedangkan kesalahan tersebut bila ditemukan pada periode berikutnya, maka akun tersebut tetap harus dikoreksi dan pengaruh kejadian diterapkan secara retrospektif.
Ketika perusahaan melakukan koreksi kesalahan, informasi ini sangat berguna untuk mengoreksi informasi yang sebelumnya telah disajikan. Koreksi kesalahan juga meningkatkan kualitas laporan keuangan. Pada sisi lain koreksi kesalahan dianggap kelemahan internal perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
Bagi pembaca maupun pengguna laporan keuangan hendaknya memperhatikan juga informasi tentang perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi dan koreksi kesalahan sebagai informasi penting yang berpengaruh pada daya banding laporan keuangan antar periode. Analisis laporan keuangan harus dilakukan dengan lebih berhati-hati karena informasi tersebut mempengaruhi kinerja periode sebelumnya dan berpengaruh pada kinerja di masa datang.
Sekali lagi yang perlu dicermati dan diperhatikan oleh para pengguna bahwa laporan keuangan sangat penting. Laporan keuangan merupakan cermin dari aktivitas bisnis untuk pengambilan keputusan.*