Surabaya.NEODEMOKRASI.COM. Seperti diketahui, kementerian Pertanian menargetkan produksi beras dalam negeri secara nasional mencapai 35 juta ton pada 2024 dan jumlah ini naik lebih tinggi dibandingkan target 2023 yang tercapai sejumlah 31 juta ton. Hal ini juga didukung oleh optimisme target produksi Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian, meskipun dihadapkan dengan fenomena El Nino dengan cara optimalisasi lahan potensial dan penggunaan teknologi pertanian.
Ir Dydik Rudy Prasetya, MMA, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur mengatakan, Jawa Timur sebagai provinsi penyumbang padi peringkat satu nasional, juga menargetkan pencapaian produksi lebih tinggi untuk tahun 2024. Pemerintah Provinsi Jawa Timur menargetkan produksi padi mencapai 11 juta ton. Hal ini sejalan dengan target produksi padi nasional sebesar 35 juta ton. Beberapa upaya yang dilakukan untuk dapat memenuhi target tersebut diantaranya peningkatan indeks pertanaman dan peningkatan produktivitas.
Fakta di lapangan, ketersediaan pupuk subsidi masih menjadi kendala utama yang dihadapi para petani. Padahal taget peningkatan prodksi beras menjadi salah satu kunci untuk mengendalikan inflasi nasional. Karena komoditas beras menjadi penyumbang inflasi terbesar pada September 2023 sebesar 0,55 persen secara tahun.
“Pada tahun 2023, Jawa Timur menjadi penyumbang terbesar dalam lumbung pangan nasional selama 4 tahun berturut-turut. Berdasarkan Angka Sementara BPS, luas panen padi seluas 1,68 juta hektar, dengan produksi sebesar 9,59 juta ton GKG atau setara dengan 5,53 juta ton Beras. Produksi padi Jawa Timur tersebut memiliki kontribusi sebesar 17,89% terhadap produksi padi Nasional. “ kata Ir. Dydik Rudy Prasetya, MMA., Kepala Dinas Pertanian danKetahanan Pangan Provinsi Jawa Timur
Pihaknya menambahkan, upaya untuk mengejar target produksi dengn indeks pertanaman akan digenjot petani bisa menaikkan dari IP 100 menjadi IP 200, IP 200 menjadi IP 300 dan juga mengembangkan IP 400 atau bisa tanam 4 kali dalam satu tahun sehingga peningkatan produksi padi bisa terpenuhi.
“ Sedangkan untuk peningkatan produktivitas akan didukung dengan penggunaan varietas unggul bermutu yang berumur genjah, penggunaan pupuk secara berimbang, penggunaan mekanisasi pertanian serta antisipasi terhadap serangan OPT maupun terhadap perubahan iklim” ujarnya pada Neo Demokrasi, Selasa (19/12/2023)
Target tinggi yang dipatok Kementerian Pertanian selain sebagai upaya stabilisasi harga pangan, tercukupinya kebutuhan pangan nasional juga program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) untuk memenuhi ketersediaan beras murah bagi masyarakat. (nora)