Surabaya, NEODEMOKRASI. COM. Dalam rangka mendukung pengembangan usaha di sektor perkebunan tebu dan industri gula khususnya yang ada di Jawa Timur, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN).
Penandatanganan Nota Kesepahaman dilakukan langsung oleh Direktur Konsumer Ritel & Usaha Syariah R. Arief Wicaksono dan Direktur PT SGN Suhendri serta disaksikan oleh Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman, Kepala Biro Perekonomian Provinsi Jawa Timur Iwan S.Hut., M.M., serta Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur Heru Suseno. Acara dilakukan di Ruang Bromo Bank Jatim Kantor Pusat Surabaya.
Penandatanganan PKS ini merupakan wujud kolaborasi Bank Jatim bersama PT SGN yang terimplementasi melalui pemberian kredit kepada petani tebu binaan PT SGN melalui skim Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau skim kredit Bank Jatim lainnya. Dalam hal ini, PT SGN berperan dalam pemberian rekomendasi petani tebu yang layak menerima kredit sesuai dengan data yang ada.
Pemberian kredit kepada petani tebu yang dimaksud dapat dimanfaatkan untuk budidaya tebu seperti biaya garap lahan atau biaya operasional serta pemberian kredit dengan agunan Delivery Order (DO) gula. Kerjasama ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif untuk perekonomian di Indonesia pada umumnya dan khususnya perekonomian Jawa Timur.
Dalam sambutannya, Busrul Iman menyampaikan bahwa kami mengakui penyaluran kredit di sektor produkti masih kurang optimal.
“Masyarakat memang lebih mengenal Bank Jatim dengan pembiayaan kredit pegawainya, Hal itu tetap kami optimalkan. Namun kedepan, agar Bank Jatim dapat terus tumbuh berkembang mau tidak mau harus diversifikasi ke sektor produktif salah satunya adalah pemanfaatan potensi pembiayaan yang ada di industri gula” jelas Busrul.
“Kami juga berharap dengan adanya kerjasama ini dapat dilanjutkan dengan kerjasama yang lain, Tidak hanya terbatas di sektor pembiayaan namun juga di sektor bisnis yang lain, misalnya terkait pembayaran atau jasa perbankan lainnya”, imbuh Busrul. “Ini juga merupakan salah satu bentuk dukungan Bank Jatim terhadap peningkatan perekonomian Jawa Timur sesuai dengan arahan Ibu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa khususnya di bidang perkebunan salah satunya pada komoditi tebu”, imbuh Busrul.
Dalam kesempatan tersebut, Iwan menyampaikan apresiasi kepada Bank Jatim dan PT SGN dalam melaksanakan kerjasama ini, “sehingga kolaborasi antar stakeholder yang menjadi arahan Ibu Gubernur terus digaungkan dalam upaya menigkatkan perekonomian di Jawa Timur”, tutur Iwan.
Iwan menambahkan, melihat kebutuhan gula secara nasional yang masih ditopang oleh Negara lain, hal tersebut seharusnya dapat menjadi keunggulan komparatif Provinsi Jawa Timur, mengingat Jawa Timur adalah provinsi penghasil gula pasir terbesar di Indonesia dan juga merupakan provinsi dengan jumlah pabrik gula kristal putih terbanyak di Indonesia. “Pada tahun 2020 produksi gula pasir Jawa Timur mencapai 47,24% dari total produksi nasional. Dengan demikian, Jawa Timur menjadi barometer dan kunci kebangkitan gula nasional”, tambah Iwan.
“Kami berharap pemberian kredit kepada para petani tebu melalui kerjasama ini dapat mengekspansi usaha para petani tebu. Kami juga berharap PKS ini dapat memberikan maanfaat yang luas bagi petani tebu binaan PT SGN”, harap Iwan.
Direktur PT SGN Suhendri menjelaskan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) atau PTPN Group membentuk entitas tunggal dari 36 pabrik gula (PG) milik tujuh anak usaha PTPN Group, yaitu PTPN II, PTPN VII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, dan PTPN XIV. “Pembentukan entitas tunggal ini diberi nama PT Sinergi Gula Nusantara. Pembentukan PT Sinergi Gula Nusantara merupakan satu dari 88 program Kementerian BUMN 2020-2023, dengan cita-cita meningkatkan produksi gula untuk menekan ketergantungan impor dan mengembalikan kejayaan industri gula Indonesia”, jelas Suhendri.
Suhedri berharap PKS ini dapat mempermudah petani dalam hal pembiayaan. Selain itu diharapkan petani menerima suatu value yang dapat meningkatkan pendapatan petani. “Sehingga dapat mengoptimalkan produksi Gula di Jawa Timur dan puncaknya dapat mewujudkan Swasembada pangan nasional khususnya di sektor gula” tutup Suhendri. (nora)