Surabaya. NEODEMOKRASI. COM. Menyikapi dan mengendalikan diri agar tidak mudah tergiur untuk melakukan tindak pidana korupsi adalah sikap yang harus dijaga sejak awal terjun ke dunia politik dan menjadi anggota DPR. Kiat kiat bagaimana dan apa yang harus dilakukan secara detil agar kita terhindar dari korupsi , memang belum ada. Karena semua kembali pada niat awal anggota itu sendiri sebelum berniat mencalonkan diri menjadi anggota legislatif.
Memang selama ini belum ada kegiatan untuk anggota legislatif terkait membuat komitmen bersama terkait pencegahan tindak korupsi dengan KPK. Sebelumnya mungkin sudah sering ada tapi dalam bentuk lain yang intinya pencegahan tindah korupsi. Kenapa sekarang ada ketika beberapa ada anggota DPRD Provinsi Jatim yang terbukti melakukan tindak korupsi. Ini bisa jadi pengingat dan tindakan preventif agar kita kita tidak terjerumus dalam lubang yang sama. Diharapkan ke depan kita lebih hati hati, waspada, mawas diri dan aware terhadap tindakan tindakan yang tidak kita sadari ternyata rentan terkandung kejahatan korupsi di dalamnya.
Kegiatan yang mensinergikan anggota DPRD Provinsi Jatim dengan KPK ini sangat bagus. . Karena ini merupakan satu wahana bagi kita untuk saling mengingatkan. Karena tidak semuanya manusia itu selalu. sempurna, tidak semuanya manusia itu selalu ingat. Kadang juga lupa, sehingga hal-hal seperti ini mengingatkan kembali. Mengingatkan kembali supaya kita semuanya juga berhati-hati, kita semuanya juga bisa istilahnya itu bekerja sesuai dengan apa yang diundang-undangkan atau diaturkan oleh peraturan.
Sebenarnya yang paling utama. Sebagai antisipasi kegiatan berulang yang terjadi kemarin sampai 21 orang dicekal untuk keluar negeri, ditambah 10 orang yang terbukti terkait. Saya secara pribadi. Saya rasa hal seperti ini tidak ada kaitannya dengan peristiwa ataupun kasus-kasus yang ada ya. Karena apa? Karena saya melihatnya dan meyakininya itu acara-acara seperti ini, ini hanyalah sebagai pengingat bagi kita sekalian. Kita semuanya itu apakah anggota dewan atau eksekutif ataupun siapapun kita sebagai manusia, itu semuanya butuh untuk saling mengingatkan, kalau orang Jawa bilang itu iling-ilingan supaya kita itu semuanya tidak terjatuh kepada jalan yang tidak benar, itu saja sebenarnya.
Tapi periode-periode sebelumnya kok belum pernah ada. Ya saya rasa kalau seandainya belum pernah ada itu. Kejadian banyak baru ada. Saya rasa tidak juga sih, kalau dikatakan tidak ada, memang kalau penanda tanganan mungkin, komitmen mungkin saat ini. Karena itu kan hanya sekedaran, tapi pada periode-periode yang dulu itu sebenarnya ada, tetapi dalam bentuk yang berbeda. Tidak penanda tanganan. Sekarang kenapa kok muncul penanda tanganan? Saya rasa ini hanya sebuah inovasi saja. Inovasi daripada pemikiran-pemikiran, inovasi daripada program-program, ide-ide. Tapi saya rasa intinya sama juga antara penanda tanganan, terus dulu dengan bentuk kegiatan-kegiatan yang lain, itu saya rasa sama.
Tujuan dan intinya itu adalah saling mengingatkan kepada kita, agar kita semuanya itu berjalan on the track sebagai tugas kita masing-masing. Menyiasati peluang-peluang terjadinya korupsi itu bagian besar. Karena anggota Dewan kan punya dana hibah dan dana yang nilainya cukup besar untuk bisa disalurkan. Saya rasa semuanya itu kembali kepada diri kita masing-masing. Jadi yang paling utama kita membentengi diri kita sendiri.
Jangan sampai kita i hanya terlena dengan apa yang ada di depan mata kita, karena apa yang ada di depan mata kita belum tentu baik. Itu aj Karena satu sisi harus komitmen, tantangan, janji jujur sepanjang periode. Tapi sisi lain peluang untuk tersambung dengan uang-uang besar itu kan sangat terbuka sekali. Ya saya rasa kalau jujur, kalau amanah, semuanya orang. Tidak hanya anggota dewan, tidak hanya eksekutif, tapi masyarakat semuanya. Asalkan yang namanya itu manusia, itu komitmen untuk amanah, kita jujur, kita berbuat adil, itu wajib bagi kita sekalian. Nah kalaupun seandainya umpamanya memang ada pada beberapa manusia itu pada porsi jabatan dan kedudukannya, itu memang ada yang istilahnya itu sangat berpeluang untuk melakukan hal tersebut. Itu semuanya juga kembali, karena regulasi kita semuanya sudah menentukan, sudah menyatakan ini boleh, ini tidak boleh.
Semuanya itu sekali lagi kembalinya kepada diri kita masing-masing. Setiap kegiatan yang melibatkan turunnya anggota Dewan ke masyarakat, selalu kan ada kebutuhan-kebutuhan teknis untuk transportasi. Jadi bagaimana kita menggunakan supaya tidak membentur daripada aturan yang ada. Sekali lagi itu semuanya saya rasa kita semuanya tahu, kita manusia biasa pun tanpa jabatan apapun tahu apa jalan yang benar, apa yang tidak. Tinggal semuanya sekali lagi ya semuanha itu balik kepada diri kita masing-masing. Kita harus banyak menggunakan dana pribadi. Ya sekarang gini, artinya apa? Artinya semuanya tugas, sebagai tugas itu kalau seandainya memang ada anggaran yang dialokasikan, gunakan anggaran itu sesuai dengan peruntukannya sesuai dengan apa yang ada.
Kalaupun seandainya secara operasional kita harus turun ke masyarakat dan lain-lain, anggarannya itu kurang, ya kewajiban kita karena kita juga sebagai wakil rakyat, kita bertanggung jawab untuk hal itu. Karena pada prakteknya itu kan lebih banyak kurangnya daripada lebihnya. Ya tanggung jawab kita, resiko kita sebagai pejabat. Kalau seandainya kita pejabat tidak mau istilahnya itu tekor, berkorban, ya jangan jadi pejabat. Karena apa? Karena ya kita itu jadi jabatan tidak harus semuanya itu bersifat kita mendapatkan sesuatu, tetapi pengabdian itu lebih kepada apa yang bisa kita berikan dalam rangka kesuksesan jabatan kita.
Modal ikhlas adalah hal utama sebagai anggota Dewan . Saya rasa itu termasuk dari salah satu unsur atau karakter seseorang itu yang harus dimiliki. Tidak hanya pejabat sekali lagi, tapi semuanya kita sebagai manusia itu. Itu ya unsur keikhlasan, unsur kejujuran, unsur bertanggung jawab, unsur istilahnya itu sosial.
Itu semuanya itu wajib harus kita tanamkan kepada diri kita selaku manusia. Lebih-lebih di saat kita semuanya itu menjadi seorang pejabat maupun tokoh maupun panutan orang banyak. Bagus, nah hitungan biaya kampanye dengan apa yang didapat tidak imbang ya bagus. Modal kampanye sekarang sangat besar. Saya rasa kalau seandainya itu ada, artinya memang terjadi seperti itu. Semuanya juga sudah tahu bahwa memang politik di Indonesia ini merupakan sebuah politik high cost.
Memang kalau kita lihat secara nyata, secara empirik, ya memang kenyataannya seperti itu. Bahkan apa yang dikeluarkan terbiaya besar. Nah, tentunya saya yakin semuanya orang yang ingin mencalonkan diri apakah eksekutif maupun legislatif tahu semuanya ini. Ini memang sebuah resiko. Cuman ini apabila tidak kita gandoli dengan hati kita, dengan sifat ikhlas, maka akan terasa berat.