Surabaya, NEODEMOKRASI.COM– M Machrus Ali Wafa (26), mahasiswa Universitas Dr Soetomo (Unitomo) menjadi korban pengeroyokan di Jalan Prapen, Tenggilis Mejoyo, pada Selasa (3/12) dini hari, lalu. Aksi pengeroyokan yang diduga dari kelompok pencak silat itu membuat korban harus menjalani perawatan medis dengan sejumlah luka.
Mahasiswa kelahiran Lamongan ini dikeroyok oleh puluhan orang tak dikenal (OTK) itu. Hal itu disampaikan oleh korban, “Tiba-tiba motor saya ditendang di jembatan Prapen. Setelah terjatuh, saya dikeroyok,” kata Wafa, Selasa (10/12).
Usai kejadian, korban Wafa, mengalami luka luka di tangan dan wajah sehingga harus dilarikan ke rumah sakit terdekat. Dan selang 2 hari perwatan kemudian korban baru melaporkan ke Polsek Tenggilis Mejoyo pada Jumat (5/12). “Sudah saya laporkan ke Polsek Tenggilis (Mejoyo) dan sudah diterima langsung,” imbuh Wafa.
Wafa menceritakan, aksi pengeroyokan itu bermula saat dia baru pulang latihan pencak silat di kampus Unitomo sekitar pukul 23.30 WIB. Saat melintas di sekitar Jembatan Prapen, dia kaget dipepet puluhan pemuda. “Sekitar 20 orang yang memepet. Mereka langsung mengeroyok secara bergantian,” tambah Wafa.
Sedangkan Kanit Reskrim Polsek Tenggilis Mejoyo Ipda Oyong Abdillah membenarkan ada kejadian itu. Tepatnya Selasa (3/12) dini hari dan baru melaporkan 5 Desember. “Korban tidak langsung melaporkan karena mengalami perawatan di rumah sakit,” ujarnya, Selasa (10/12).
Dilanjutkan bahwa motif para pelaku yang diduga adalah kelompok perguruan silat dikarenakan korban mengunakan jaket atau seragam perguruan silat yang terdapat di Unitomo. “Korban ini habis latihan silat di universitasnya. Saat pulang seragam tidak dilepas sehingga diketahui oleh kelompok perguruan silat lain,”tambah Oyong Abdillah.
Saat ditanyakan perkembangan hasil pemeriksaan, pohaknya masih mencari satu per satu CCTV yang ada di lokasi. “Ini diperlukan untuk mendeteksi wajah-wajah pelaku dan dari kelompok perguruan silat mana. Masih kita telusuri,” tutup Oyong Abdillah.(dan)