Surabaya, NEO DEMOKRASI.COM – Progam Lumbung Pangan Jawa Timur yang menyediakan sembako murah, resmi di-launching di Jatim Expo, Selasa (21/4) lalu. Program ini digelar sebagai upaya Pemprov Jawa Timur meringankan beban masyarakat yang terdampak Covid-19.
Program bahan pokok murah yang dikelola oleh PT Panca Wira Usaha (PWU) Jawa Timur ini rencananya akan digelar selama tiga bulan berturut-turut. Program ini sekaligus upaya pemerintah untuk menjamin tersedianya bahan pangan secara stabil dan terkendali selama tiga bulan ke depan.
Karena digelar ditengah pandemi Covid-19, aturan physical distancing wajib mengenakan masker dan pengecekan suhu tubuh. Hal ini menjadi aturan yang wajib dipatuhi para pengunjung.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Lumbung Pangan Jawa Timur merupakan upaya dan ikhtiar Pemprov Jawa Timur untuk memberikan jaminan ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat yang tengah menjalankan puasa Ramadan. Masyarakat yang tidak bisa datang langsung ke lokasi, bisa belanja secara online melalui website www.lumbungpanganjatim.com. Program ini menyediakan layanan kirim gratis bebas ongkir dengan ketentuan jarak maksimal 20 kilometer.
Lumbung Pangan Jawa Timur menyediakan aneka sembako yang dijual dengan harga di bawah harga pasar. Misalnya, HET beras kemasan lima kilogram dengan harga Rp 53.500 hingga Rp 57.700. Telur ayam Rp 21.500/kg.. Minyak goreng Rp 11.500/ liter, gula Rp 12.500/kg, bawang putih Rp 21.000/kg, dan ayam beku Rp 26.000 per kilogram.
Menurut Ketua Fraksi Nasdem DPRD Jawa Timur Muzammil Syafi’i, pihaknya sangat mendukung terobosan yang telah diupayakan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam rangka meredam kepanikan warga akibat dampak pandemi. Apalagi, program yang didanai dari realokasi anggaran Covid-19. Anggaran ini telahdibahas pada November tahun lalu itu dan besarannya mencapai Rp 2.384 triliun.
Perinciannya Rp 825,31 miliar untuk kuratif, Rp 110,7 miliar promotif, dan preventif Rp 995,04 miliar. Sisanya sebesar Rp. 454,26 miliar untuk pemulihan ekonomi atau social safety net. Hal ini semata mata bertujuan untuk meringankan beban masyawakat Jawa Timur agar bisa mendapatkan akses sembako dengan harga lebih terjangkau dibanding belanja di pasar.
“Apalagi bahan pangan tersebut dibeli langsung dari pihak pertama. Dalam hal ini dari para petani dan pabrik gula, sehingga bisa memangkas biaya operasional (distribusi dan jalur tengkulak),” ungkap Muzammil Safii.
Menurut Muzammil, selain menyeimbangkan kestabilan harga panen para petani, juga menghidupkan para pedagang kecil. Petani juga mendapatkan harga jual yang lebih baik. Ini juga merupakan bentuk empati dan kepedulian Pemprov Jawa Timur pada masyarakatnya.
“Untuk itu, harapan kami bisa dimanfaatkan masyarakat yang terdampak kebijakan PSPB dengan baik. Juga bukan menjadi ajang bermain bagi bagi para tengkulak nantnya,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Jawa Timur dari FPKB Hj. Anik Maslachah menyatakan, pihaknya belum tahu persis sejauh mana efektivitas penyelenggarakan program sembako murah ini bisa membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 dan kebijakan PSPB ini. Jadi belum bisa mengevaluasi lebih jauh lagi.
Tetapi pihaknya berharap penyelenggaraan Lumbung Pangan Jawa Timur ini bisa berlaku efektif. Artinya menjadi langkah solutif sehingga benar-benar dapat mengurai persoalan. Selain itu, untuk antisipasi atau mencegah terjadinya kelangkaan stok dan melambungnya Harga Eceran Tertinggi(HET).(nor/dan)