Sidoarjo, NEODEMOKRASI.COM – Di tengah situasi pandemi Covid-19, ibu-ibu PKK di Desa Ngampelsari, Kecamatan Candi, Sidoarjo mengisi waktu luang dengan membuat berbagai macam kerajinan. Salah satunya, decoupage dompet, bros, dan boneka yang terbuat dari kaos kaki bekas dan klobot jagung.
Puluhan ibu PKK tengah berkumpul di Kebun Bonsai Taman Candiloka Blok A1-32, Desa Ngampelsari. Dengan berseragam putih (atasan), mereka tampak serius menggunting gambar-gambar bermotif bunga, menempel, dan ngelem.
Suasana kebun yang dikelilingi tanaman bonsai menambah semangat ibu-ibu PKK dalam merakit tas, boneka, dan bros.
“Awalnya memang hobi. Terus kami salurkan kreativitas ini ke ibu-ibu yang ada disini,” ungkap Ira Irbawati, dari bidang keterampilan ibu PKK Desa Ngampelsari, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Sabtu, (20/3).
Alumnus Universitas Negeri Surabaya ini menceritakan, hobi itu sudah digelutinya sejak masih duduk di bangku kuliah. Kini, penyaluran hobi itu membawa berkah. Bahkan, bisa mengajak ibu-ibu di desanya untuk mengembangkan kreativitas sekaligus menambah income keluarga. “Ya, hitung-hitung buat nambah penghasilan juga buat ibu-ibu di sini,” tambahnya.
Terlebih dalam situasi pandemi Covid-19, selain bisa mengisi waktu luang, juga menambah pemasukan keluarga. Bahkan, minat ibu-ibu PKK dalam berkreativitas kian lama semakin bertambah.
Ada beberapa kreativitas yang terus dikembangkan. Seperti decoupage dompet bermotifkan bunga. Sebelum dipermak, dompet yang terbuat dari bahan telenan kayu masih terlihat biasa-biasa saja. Namun, di tangan Ira dompet tersebut mampu terjual Rp 75 ribu hingga Rp 250 ribu per dompet.
Dompet-dompet yang sudah jadi, kemudian dipasarkan ke pasar-pasar, sekolah, hingga dijual secara online. Selain itu, Ira juga mengembangkan kreativitasnya dengan pembuatan bros dan boneka yang terbuat dari bahan kaos kaki bekas dan klobot jagung.
Pembuatan bros ini, dia memanfaatkan kaos kaki bekas untuk diolah kembali. Kaos kaki dipotong-potong kemudian di permak sedemikian rupa berbentuk bros. Kemudian Bros dipercantik dengan berbagai warna yang cantik, sehingga terkesan lebih enak dipandang.
Begitupun pembuatan boneka. Di tangan Ira, klobot jagung yng biasanya dibuang secara cuma-cuma, dimanfaatkan kembali menjadi boneka lucu.
“Memang boneka ini terbuat dari klobot jagung. Bahkan bahan dasarnya terbilang murah. Tak jarang juga dibuang sama orang-orang. Tapi, yang ini saya jual seharga Rp 125 ribu,” ucapnya.
Bukan tidak mungkin. Sebab, boneka berbahan dasar klobot jagung tersebut sudah dibuatnya sejak lima tahun yang lalu. Sehingga kerekatan dan kekuatan boneka lebih terjamin.
“Semakin lama, klobot ini makin kuat. Makanya saya jual agak mahal. Ini sudah lima tahun umurnya,” terangnya..(dan)