Surabaya, NEODEMOKRASI.COM – Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Suban Wahyudiono punya mimpi terhadap para relawan.
Menurutnya, relawan punya kapabilitas yang lebih cepat ke lokasi bencana dibanding personel BPBD Jawa Timur. Mereka cepat menjangkau ke lokasi bencana. Sedangkan personel BPBD Jawa Timur hanya berjumlah 90 orang.
“Saya punya mimpi terhadap para relawan ini, terutama pada SRPB Jawa Timur. Ke depan kita bisa bisa bersama-sama bekerja dan berangkat ke lokasi bencana,” ungkap pria asal Magetan ini.
Hal ini diungkapkan Suban Wahyudiono ketika memberikan sambutan pada Kongres II Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur. Kongres ini diadakan pada Sabtu-Minggu (29 Februari-1 Maret 2020) di New Grand Park Hotel, Surabaya. Sekitar 200 mitra SRPB Jawa Timur hadir dalam acara ini.
“Jadi ada yang standby di Sekretariat SRPB Jawa Timut sehingga jika sewaktu-waktu ada bencana atau kejadian bisa koordinasi dan bergerak bersama,” ungkap Suban.
Ia juga menyatakan, ke depan tantangan relawan tidak enteng. Apalagi, berdasarkan kajian BNPB tahun 2016-2020, ada 12 ancaman bencana dan nonbencana di Jawa Timur. Bahkan, ada satu lagi bencana, yaitu likuifaksi yang bisa terjadi di Banyuwangi dan Jember.
Selain itu, di Jawa Timur ada 2,742 desa dan kelurahan yang punya potensi tinggi bencana. Sedangkan 158 desa berpotensi tinggi terjadi bencana tsunami. Potensi ini terdapat di delapan kabupaten.
Sementara, Koordinator SRPB Jawa Timur Dian Harmuningsih mengungkapkan, selama tiga tahun kepemimpinannya masih ada kekurangan. Namun ada pula capaian-capaian yang telah dilakukan.
“Semoga untuk pengurus ke depannya bisa lebih baik dan bisa melanjutkan program-program yang belum terlaksana,” ungkapnya.(dan)