Banyuwangi, NEODEMOKRASI.COM – Upaya Pemkab Banyuwangi terus mendorong semua desa untuk kreatif dan produktif membuahkan hasil, seperti cara memasarkan produk unggulan yang ada di desa.
Salah satunya yang dilakukan warga Desa Gitik, Kecamatan Rogojampi, yang dikenal sebagai wilayah penghasil tahu. Mereka berinisiatif memasarkan tahu gitik dengan membuat pasar kuliner tahu yang digelar sebulan sekali.
“Tahu gitik ini sangat khas, bertekstur kering tapi lembut di dalam. Selain itu, bahannya juga alami tanpa pengawet dan masih tradisional,” ujar Kepala Desa Gitik Hamzah, Minggu (4/10).
Ia mengemukakan bahwa pasar kuliner digelar atas inisiatif warga desa setempat, karena para perajin tahu ingin produk buatan mereka dikenal lebih luas oleh warga karena kekhasannya.
Tahu gitik memiliki rasa yang khas dan para perajin tahu di desa ini masih mempertahankan proses pembuatan yang tradisional, yakni menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya.
“Bersama-sama berinisitif membuat pasar kuliner, melengkapi pasar-pasar kuliner Banyuwangi yang telah ada sebelumnya. Alhamdulillah, selain upaya untuk mengenalkan tahu, kami berharap bisa menggerakkan ekonomi warga desa di sini,” tutur Hamzah.
Menurut Hamzah, pasar kuliner tahu menyuguhkan berbagai makanan olahan berbahan dasar tahu produksi warga desa setempat, seperti tahu goreng, tahu walik, juga ada tahu bayam.
Kata Hamzah, pasar yang telah berdiri sejak awal 2019 itu sempat tutup beberapa bulan karena adanya pandemi Covid-19. Namun saat ini kampung tahu kembali dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
“Saat ini, Festival Kampung Tahu dibuka satu bulan sekali dan jadwalnya setiap hari Sabtu sore pada minggu pertama,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengapresiasi upaya warga Desa Gitik untuk meningkatkan ekonomi lokal secara kreatif.
“Festival kerakyatan seperti ini harus diapresiasi, selain menggerakkan ekonomi rakyat, kegiatan seperti ini juga dapat meningkatkan kreativitas generasi muda,” kata Anas.
Namun demikian, Azwar Anas tetap meminta pengelola dan warga untuk tetap mengedepankan protokol kesehatan dalam pelaksanaannya. Mulai dari memastikan semua yang ada di area harus mengenakan masker, menyediakan tempat cuci tangan, maupun pengaturan jarak.
“Harus ada petugas yang mengingatkan mereka yang sekiranya tidak disiplin protokol kesehatan. Petugas juga harus mengatur keluar masuk pengunjung agar tetap bisa menjaga jarak,” ujarnya.
Bupati Anas menambahkan, kegiatan menggerakkan ekonomi itu apabila tidak diiringi dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat.
“Karena akan sia-sia, bila ekonomi bergerak namun tanpa diiringi disiplin yang ketat pada aturan kesehatan. Ujungnya malah membuat penularan semakin masif. Ekonomi boleh jalan, tapi harus diiringi penerapan protokol kesehatan yang kuat,” ucapnya.(dan)