Surabaya, NEODEMOKRASI.COM – Pemanfaatan Sistem Resi Gudang di Indonesia perlu terus ditingkatkan. Untuk itu, perlu kolaborasi dan sinergi dari semua pemangku kepentingan untuk terus melakukan sosialisasi terkait manfaat serta mekanisme pemanfaatan SRG ini kepada masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI Persero) Fajar Wibhiyadi melalui keterangan tertulisnya kepada media, Senin (15/2).
KBI merupakan BUMN yang berperan sebagai pusat registrasi resi gudang. Adapun peran dan fungsi KBI adalah untuk melakukan penatausahaan resi gudang. Meliputi meliputi pencatatan, penyimpanan, pemindahbukuan kepemilikan, pembebanan hak jaminan, pelaporan, serta penyediaan sistem dan jaringan informasi.
Selain itu, KBI juga menyediakan sistem informasi yang terintegrasi dengan pengelola gudang, lembaga pembiayaan, badan pengawas, Kementerian Keuangan. Kemudian, menjaga kerahasiaan data dan informasi, serta memberikan informasi dan data serta melakukan verifikasi dan konfirmasi transaksi resi gudang kepada pelaku pasar dan pemangku kepentingan.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengawasan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Widiastuti, mengatakan, Bappepti akan terus melakukan sosialisasi serta edukasi terkait Sistem Resi Gudang (SRG) kepada masyarakat.
“Hal ini dikarenakan besarnya manfaat dari resi gudang bagi para pemilik komoditas, akan tetapi dalam pelaksanaannya belum optimal sehingga berakibat pemanfaatannya belum seperti yang diharapkan,” katanya.
Menyikapi hal tersebut, Bappebti menjalankan salah satu fungsinya, yaitu pembinaan. Antara lain dilakukan melalui pelatihan-pelatihan. Dalam kegiatan pelatihan-pelatihan ini disampaikan tujuan dari SRG. Kemudian, manfaat yang dapat dirasakan oleh pelaku, mekanisme transaksi dalam SRG, pelaku usaha dan atau lembaga terkait dalam SRG.
Untuk saat ini penerbitan resi gudang melalui Aplikasi IS-Ware NextGen yang dikembangkan penyelenggaraannya oleh Pusat Registrasi, yaitu KBI.
“Harapan kami tentunya peran serta dan dukungan semua pihak dalam kelembagaan SRG, termasuk calon pengelola gudang yang mengikuti pelatihan ini, dapat memahami semua materi yang diberikan. Mereka diharapkan mengimplementasikan SRG dengan baik, dari semua proses dalam pelaksanaan SRG, termasuk saat registrasi RG. Sehingga ke depannya akan mendorong berkembangnya SRG,” jelasnya.
Dalam pelatihan tentang Sistem Resi Gudang, Bappebti dan KBI pada 11 Februari 2021 melakukan pelatihan tentang mekanisme penerbitan resi gudang dan penggunaan IS-Ware Next Gen.
Pelatihan yang dilakukan secara daring ini, diikuti oleh para calon pengelola gudang di seluruh Indonesia. IS-Ware NextGen sendiri merupakan pengembangan dari Aplikasi Registrasi Resi Gudang yang telah digunakan sejak tahun 2010.
Dengan aplikasi yang berbasis Block Chain dan Smart Contract ini, akan menjadikan pelaksanaan registrasi resi gudang menjadi lebih aman karena didukung dengan teknologi yang andal dan terukur. Selain itu, aplikasi ini dikembangkan untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan kepada para pelaku resi gudang untuk melakukan registrasi.
Fajar Wibhiyadi menambahkan, “ndonesia sebagai negara agraris, yang memiliki
banyak komoditas, sangat memungkinkan untuk berkembangnya pemanfaatan Sistem Resi Gudang. Kuncinya adalah para pemilik komoditas memahami tentang manfaat yang diperoleh dari Sistem Resi Gudang ini untuk menjaga stabilitas harga komoditas.
“Dan tentunya, dengan memanfaatkan resi gudang, taraf ekonomi para pemilik komoditas bisa meningkat. Untuk tahun 2021, kami optomis pemanfaatan resi gudang akan tumbuh positif,” pungkasnya.(dan)