Surabaya, NEODEMOKRASI.COM – Ketahanan pangan dalam keluarga menjadi isu menarik selama pandemic Covid-19. Keluarga menjadi benteng terakhir agar konsumsi pangan tercukupi. Keluarga pula yang harus kreatif mengolah pangan sedemikian rupa, sehingga bisa bertahan dari serangan pandemi.
Kondisi ini mendorong berbagai komunitas untuk membuat Gerakan 10.000 Polybag (G10P). Gerakan yang sudah dimulai 3 bulan lalu diinisiasi oleh Komunitas Muda Mudi Surabaya (KMS), Nusantara Berkarya, Ikatan Alumni(Ika) FISIP Univeritas Airlangga (Unair), FISIP Universitas Bhayangkara Surabaya(Ubhara), Tani Remen Budaya, dan Kampung Doelanan.
Sedangkan gagasan awal G10P ini berasal dari ketua KMS yang berhasil membagikan 1.000 polybag. Lalu, ia mengajak komunitas-komunitas lainnya untuk bergerak bersama.
“Peserta berasal dari 68 komunitas, yayasan, dan organsasi seluruh Indonesia.Puncak acara akan diadakan pada Senin, 17 Agustus 2020 pada pukul 10.00 WIB secara online,” ungkap Seksi Acara G10P Lidya Sari, Sabtu (15/8).
Puncak acara ini bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia ke-75. Sedangkan 68 komunitas ini tersebar di 6 pulau, 14 provinsi,dan 24 kabupaten-kota se-Indonesia.
Menurut Lidya Sari, puncak acaranya adalah bertanam bersama. Sedangkan acara seemonialnya di Kampung Sayur, Wonokromo, Surabaya. Acara ini akan dibuka dengan recording Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestiano Dardak.
Setelah acara seremonial, akan ada talkshow oleh Ilzamha Hadijah Rusdan, staf pengajar IAIN Surakarta dan perwakilan Archipelago Scholar serta Kiai Tanjung dari Pondok Modern Sumber Daya At-Taqwa (Pomosda), Nganjuk, tentang kemandirian pangan.
Sementara itu, Koordinator G10P Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (Ika FISIP Unair) Dimas Agung Trisliatanto mengungkapkan, pihaknya melakukan pemberdayaan pada masyarakat yang berada di sekitar lingkungan tempat tinggal alumni.
“Kami membagikan 1.400 polybag pada alumni dan masyarakat di sekitarnya,” ungkap Dimas yang kini menempuh program Doktor di Universitas Airlangga ini.
Menurut penggemar kuliner ini, pengaruh Covid-29 sangat luar biasa bagi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, ia sepakat dengan ide G10P untuk meningkatkan ketahanan pangan dalam keluarga. “Kami juga ingin agar kegiatan ini menjadi gaya hidup masyarakat di tengah pandemi,” imbuhnya.(dan)