Surabaya.NEODEMOKRASI.COM. Memasuki HUT ke 729 tahun usia kota Surabaya, kota terbesar kedua nasional ini terus menorehkan prestasi demi prestasi gemilang. Dan menghasilkan prestasi demi prestasi baik tingkat nasional maupun internasional. Kota yang saat ini dipimpin Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji berhasil mengaplikasikan beragam program yang manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat. Salah satunya, gerakan “Surabaya Memanggil” Untuk peningkatkan kesejahteraan masyarakat Surabaya melalui perekonomian inklusif melalui penguatan kemandirian ekonomi lokal. Seperti pemanfaatan aplikasi e-Peken (Pemberdayaan dan Ketahanan Ekonomi Nang Suroboyo). Juga kondusifitas iklim investasi dan perizinan yang terintegrasi melalui Surabaya Single Window (SSW) Alfa.
Program lainnya, dengan menghidupkan kembali wisata heritage dengan melaunching jalan jalan bernuansa sejarah seperti Jalan Tunjungan sepanjang 863 meter yang akan terus hidup dan dikenang sepanjang masa dan dikoneksikan dengan 12 objek destinasi wisata heritage yang diharapkan mampu menghidupkan kembali roda perekonomian masyarakat Surabaya.
Terkait SDM, Pemkot Surabaya juha menyediakan fasilitas penyelenggaraan bursa kerja hingga sejumlah pelatihan kerja bagi para pencari kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan industri. Juga diberikan sertifikasi sebagai bukti bahwa mereka memiliki kompetensi dalam bidang kerja tersebut. Bidang pelayanan publik, program Kalimasada (Kawasan Lingkungan Masyarakat Sadar Adminduk). Di mana mengurusan sejumlah jenis pelayanan Adminduk prosesnya bisa diurus melalui Ketua RT. Sehingga warga tak perlu datang jauh jauh ke kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Surabaya .
Mengatasi persoalan kemiskinan, diaktifkannya kembali Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Surabaya juga pemantapan penataan ruang kota yang terintegrasi melalui ketersediaan infrastruktur dan utilitas, dengan program prioritas pembangunan dari pembangunan jalan, pemasangan box culvert hingga penambahan bozem untuk pencegahan banjir pada musim hujan.
Di bidang kesehatan, Pemkot Surabaya menyediakan akses layanan kesehatan gratis bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Seperti Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), dalam bentuk kerjasama program Jaminan Kesehatan Semesta atau Universal Health Coverage (UHC).program yang bisa diakses seluruh warga berKTP Surabaya dimanapun rumah sakit yang bekerjasama dengan pemerintah kota, Pemkot Surabaya juga memberikan perhatian yang sama terhadap bidang pendidikan dengan cara meningkatkan jumlah penerima beasiswa.
Rangkaian penyediaan layanan segala aspek di atas terlihat sangat komprehensif. Tetapi fakta di lapangan, ternyata masih banyak hal yang membutuhkan perhatian lebih seirus.. Karena masih banyak kelompok kelompok UMKM potensial di Surabaya yang belum terkelola dengan baik. Problem ini banyak ditemukan oleh anggota DPRD Jatim Hj Lilik Hendarwati yang berangkat dari Dapil 1 Surabaya dari PKS, saat melakukan reses baik reses sejak tahun 2021, Reses 1 tahun 2022. Dan ia berharap bisa memberkan solusi lebih baik pada reses 11 tahun 2002 yang akan digelar pada 29 Mei sampai 5 Juni 2022.
Refleksii HUT Surabaya ke 729 ini ia lebih banyak menyoroti persoalan UMKM, bdang paling efektif dalam membangkjtkan kemamdirian ekonomi masyarakat ini masih sering menemui kendala sehinga belum bisa mandiri, mendapatkan penghasilan signifikan dan berjalan dengan baik.
” Terkait kemajuan di segala aspek, kalau di tengah kota okelah, tapi kalau kta melihat jauh di wilayah pinggiran-pinggiran Surabaya masih banyak yang masih kurang dan membutuhkan perhatian serius. Menurut saya, pemberian pemberian BLT tidak efejktif, karena banyak juga yang tidak sampai dan perlu dkaji ulang. Bagaimana kalau program dikasih dikasih itu diganti dengan program pemberdayaan. Pemerintah kan juga bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan pada masyarakat. Jangan masyarakat dicekoki dengan pemberian ini itu, tapi akan lebih baik pada unpan untuk lebih berdaya. Ada proses lebih strugle, supaya tidak membentuk masyarakat menjadi tidak berdayaa karena jadi kebiasaan hanya menunggu dan menenggadahkan tangan. Bagaimana membuat peluang peluang umpan yang bisa meningkatkan kemandirian dan kreatifitas masyarakat.” kata anggota Komisi C DPRD Jatim dari PKS..
Ibu 6 anak ini juga melihat program pemberdayaan yang diimplementasikan di wilayah Surabaya belum menyeluruh. oleh karena itu, pihaknya ingin masuk program program kemasyarakatan dengan program pemberdayaan ekonomi kreatif. Pihaknya melihat kelompok UMKM di wilayah Keputih . Mereka sudah didata, ada proses dokumentasi, dan lain lainl, tapi setelah itu tidak ada lanjutan. Ini kan namanya program setengah jalan, setelah di data ternyata ada yang dapat ada yang gak dapat. Saya berharap kalaupun ada program pembinaan, jangan pilih pilih. Program pendampingan haruslah selesai, jangan setengah setengah. Yang namanya selesai itu, problem permodalan selesai , proses pelatihan mengolah/produksi selesai, kemasan, marketing juga selesai. Jadi mereka tidak lagi bingung soal modal, produksi dan penjualan. Sehingga bisa jalan, mandiri dan produktif. Pendampingan UMKM di Surabaya memang ada tapi tidak menyeluruh, hanya setengah jalan dan tidak tuntas.
“Padahal kalau ada pembinaan dan program pendampingan seirus dan menyeluruh hasilnya bisa dioptimalkan. Saya memiliki mimpi Keputih dan wilayah lain di Surabaya masing masing akan punya produk khas dan etnis baik produk sovernir, yang mencirikan kekhasan daerah masing masing aatau produk lain yang pada akhrinya akan mampu membangun citra bagi wilayahnya. Kekhasan ini terus ditinggkatkan segala aspek, baik sisi SDM, keterampilan berkembang, akses membuka lapangan kerja dan lainnya. Saat ini, saya sedang memberikan pelatihan pokmas produk Bandeng Keputih untuk bisa layak jual dan menjadi produk khas wilayah Keputih yang bisa menjadi kebanggaan warga Keputih. Mohon doa restunya. ini sebagai solusi agar ketika harga bandeng jatuh mereka tidak rugi besar.” Ujar istri salah satu Guru Besar ITS ini.(nora)