Surabaya, NEODEMOKRASI.COM – Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat kerentanan berbagai bidang. Salah satunya adalah ketahanan pangan. Padahal, di lingkup kecil seperti keluarga, ketahanan pangan sangat penting untuk menghadapi serangan virus asal Wuhan, China ini.
Salah satu upaya kelompok masyarakat adalah membuat Gerakan Nasional Budi Daya Lele atau Gernas Bule. Gernas Bule akan mengajak setiap keluarga mandiri dalam pangan.
Pengaruh Covid-19 memang amat dirasakan semua kalangan. Mulai dari pendapatan masyarakat yang menurun hingga ketahanan pangan yang bisa goyah. Oleh karena itu, kemandirian pangan rumah tangga harus dipercepat. Salah satunya adalah dengan Gernas Bule.
“Kami mengajak rumah tangga dan keluarga untuk mandiri dalam pangan. Apalagi, momentumnya nanti pada Hari Pahlawan 10 November,” ungkap Ketua Gernas Bule Any Rihana, Minggu (13/9).
Mengapa lele menjadi pilihan?. Menurut Any, ikan lele sangat mudah dibudidayakan. Perawatan pun relatif mudah. Budi dayanya juga gampang ditiru oleh siapa saja. Selain itu, Gernas Bule memang ingin memberikan edukasi pada masyarakat terkait budi daya lele.
“Jangan lupa, gerakan ini juga salah satu upaya peningkatan protein hewani untuk mengurangi stunting,” ungkap pengusaha wanita ini.
Gerakan ini mulai dicanangkan pada bulan Agustus 2020. Sebelumnya, para pengurus gerakan ini juga terlibat dalam Gerakan 10.000 Polybag (G10P). G10P memberikan bibit sayuran yang bisa dikonsumsi masyarakat.
Dari saran dan masukan peserta, akhirnya tercetus ide untuk membuat aktivitas lanjutan berupa pemenuhan lauknya, selain sayuran. Akhirnya terbentuklah Gerakan Nasional Budi Daya Lele.
Tak begitu lama digaungkan, respon dari masyarakat pun cukup tinggi. Hingga kini sudah ada 28 kabupaten dan kota, empat pulau, dan delapan provinsi di Indonesia yang sudah menyatakan bergabung dalam Gernas Bule.
Sementara, Wakil Ketua Gernas Bule Lydia Sari mengungkapkan, puncak acara akan diadakan di Gedung Dharma Wanita Kota Surabaya pada 10 November 2020, mendatang. Sedangkan targetnya adalah pembagian dan budi daya sejuta bibit lele bagi rumah-rumah tangga yang ingin menuju pada kemandirian pangan.
“Untuk menuju puncak acara akan ada pelatihan tentang budi daya, edukasi kesehatan, dan kemandirian pangan,” jelasnya.
Lydia mengajak semua pihak, baik pemerintah maupun swasta, organisasi, komunitas, maupun individu, untuk terlibat dalam Gernas Bule ini.
Untuk sementara yang telah menyatakan terlibat dan berpartisipasi aktif adalah Egrang Organizer, GOW Kota Surabaya, PKK Pandugo Praja 1, Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI) Jawa Timur, Kumis Lele, Nusantara Berkarya, Surabaya Budi Daya, Heejau.id, Art Production, Grow Up!, Dharma Wanita Kota Surabaya, Jatayu, RNB Project, dan Tani Remen Budaya (TRB).(dan)