Neo-Demokrasi
Jatim

Genangan Air Berkurang, Sekolah di Tanggulangin Masih Terendam Air

Salah satu kawasan di Desa Kedungbanteng, Tanggulangin yang airnya mulai surut.

Sidoarjo, NEODEMOKRASI.COM – Rida berdiri mematung di depan rumahnya. Pandangannya tak luput dari air yang menggenangi jalan. Sudah satu minggu air tak beranjak pergi dari Desa Kedungbanteng. Ketinggian banjir pun berangsur turun, Sabtu (6/6).

Di RT 5 Desa Kedungbanteng, ketinggian air mencapai 10-15 cm. Jika dibandingkan tujuh hari yang lalu, air semakin surut. Meski masih ada jalan dan halaman rumah warga yang terendam.

Pengurangan genangan tersebut merupakan buah hasil pemasangan dua pompa air. Alat penyedot air itu diletakkan di kisdam Desa Banjarpanji. Setiap hari pompa air mengalirkan air yang menggenangi afvour Banjarpanji dibuang ke dam Kedungpeluk.

Rida mengatakan, air mulai menyusut dua hari yang lalu. Awalnya, rumahnya tergenang. “Masuk menggenangi seluruh ruangan. Saya terpaksa mengungsi,” jelasnya.

Pagi kemarin, dia bersama suaminya membersihkan rumah. Air yang masih menggenangi sudut hunian dipompa keluar. Perempuan 25 tahun itu berharap genangan segera surut. “Kalau banjir dagangan saya tidak laku,” ucap penjual minuman es kelapa itu.

Di SMP 2 Tanggulangin, genangan juga berangsur turun. Semula, ketinggian air mencapai 30 cm. Air merendam jalan masuk sekolah, lapangan, 10 ruang kelas serta satu lab IPA.  Dari pengamatan kemarin, ketinggian banjir tinggal 20 cm. Ruang kelas, lab dan lapangan tetap tergenang air.

Kepala Sekolah SMPN 2 Tanggulangin Al Hadi mengatakan, pihaknya berupaya mengeluarkan air. Sejak banjir merendam sekolah, dia memasang satu pompa air. “Dipasang di belakang sekolah,” jelasnya.

Lantaran kapasitas pompa kecil, pemompaan berjalan tak optimal. Untungnya, beberapa hari terakhir, hujan tak mengguyur kawasan Tanggulangin. “Ditambah lagi adanya pompa air pemkab sehingga cepat surut,” jelasnya.

Sama seperti Rida, Al Hadi berharap genangan cepat surut. Pasalnya, pihak sekolah dan pemkab berencana membangun sekolah. Lantai ditinggikan 50 cm. “Kontraktor sudah datang ke sekolah. Pekerjaan peningkatan menunggu banjir tuntas,” jelasnya.

Sementara itu, Kabid Irigasi dan Pematusan DPUBMSDA Shanty Wahyu Anggraini mengatakan, sejak minggu lalu, pompa air terus bekerja. Dua pompa air itu bekerja 24 jam. “Agar tidak balik, kami perkuat kisdam Banjarpanji,” jelasnya.

Selain pemasangan pompa air, pemkab juga mempercepat normalisasi sungai. Titik sungai yang dikeruk, yaitu saluran Gedangrowo bawah menuju saluran Banjarpanji. Total panjang afvour yang dikeruk mencapai 2 km. “Saat ini normalisasi sudah  berjalan,” jelasnya.

DPUBMSDA memetakan penyebab genangan di Kedungbanteng. Dari telaah, banjir dipicu dua penyebab. Pertama, adanya penurunan tanah. Karena Kedungbanteng berdekatan dengan kawasan tanggul lumpur.

Aktivitas semburan lumpur membuat kontur di dalam tanah berubah. Isi bumi menyembul keluar. Alhasil, permukaan tanah turun. Penyebab kedua yaitu sedimentasi. Sungai dan saluran air dipenuhi endapan. Afvour yang semula dalam menjadi dangkal.

Menurut Shanty, dalam waktu dekat DPUBMSDA bakal membangun jalan dan saluran air dan jalan ditingkatkan. “Saluran air dibangun untuk menampung air,” ucapnya.(dan)

Related posts

Bupati Canangkan Desa Claket Menjadi Sentra Pembibitan Bambu

Rizki

Gelar Aksi Peduli Bencana di Upacara Wisuda Luring Drive -Thru UKWMS

neodemokrasi

Baznas Jatim Verifikasi Faktual Yakesma Jatim

Rizki