Surabaya, NEODEMOKRASI.COM – Digugu lan ditiru adalah sebuah filosofi Jawa yang memiliki makna yang begitu dalam yang menggambarkan besarnya sebuah tanggung jawab seorang guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Guru merupakan profesi yang menjadi model karakter kuat di tengah kehidupan masyarakat, terutama terkait perannya dalam keberlanjutan pendidikan di Indonesia.
Sejak pandemi Covid-19 melanda seluruh penjuru dunia, UNESCO melaporkan setidaknya hampir 1,6 miliar peserta didik di dunia terdampak penutupan sekolah. Dari jumlah itu, 68 juta peserta didik di antaranya ada di Indonesia.
Di tengah masa sulit ini, kesanggupan para guru dalam mengakomodasi anak didiknya merupakan hal yang patut diapresiasi. Pasalnya, ternyata terdapat banyak perjuangan yang dilakukan.
Pandemi yang menuntut aktivitas belajar mengajar dilakukan dari rumah ini menguji kompetensi para guru dalam menyiasati penyampaian materi kepada para peserta didik. Tentu teknologi menjadi jembatan atas ketidakhadiran guru dan siswa di satu tempat yang sama. Namun, penyampaian materi kepada peserta didik terkadang tak berjalan mulus.
Galih Suci Pratama, seorang guru muda di Semarang, Jawa Tengah, menjawab tantangan yang dihadapi para rekan kerja seprofesinya dalam mengajar melalui metode daring. Aplikasi meeting online atau video conference yang memakan kuota besar, jarang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Sehingga pada akhirnya para guru hanya memberikan soal melalui aplikasi pesan singkat tanpa melakukan proses pengajaran kepada para siswa.
Bersama dengan teman-temannya, Galih pun memelopori sebuah kanal di Youtube untuk menyampaikan materi kepada para peserta didik Ini sebagai salah satu solusi dalam proses mengajar selama pandemi. Para guru dilatih bagaimana mengolah video, menghindari pelanggaran hak cipta, hingga mengetahui peralatan apa saja yang perlu digunakan.
Kanal Youtube Pembelajaran SD Kota Semarang kini memiliki hampir 50.000 subscribers dalam waktu delapan bulan. Hal ini menjadi wujud nyata keberhasilan upaya yang dilakukan Galih Suci Pratama. Sejak dirintis pada 13 Juli 2020, kanal Youtube Pembelajaran SD Kota Semarang sudah melibatkan 500 orang guru Semarang.
Platform ini membagikan video pembelajaran untuk digunakan para siswa yang belajar dari rumah. Materi yang disampaikan pun beragam. Mulai dari pelajaran matematika, bahasa, agama, olahraga dan lain sebagainya, yang dibagi berdasarkan kelas, tema, subtema pembelajaran masing-masing.
“Tak ada keuntungan yang diambil dari monetisasi konten ini. Penghasilan dari kanal ini digunakan untuk pengembangan kompetensi guru melalui pelatihan, dan beasiswa pengembang konten. Hasilnya akan kembali lagi ke siswa berupa santunan bagi yang membutuhan,” kata pria kelahiran Banjarnegara tersebut, Jumat (19/3).
Dengan upayanya membantu pengembangan kompetensi para guru pada era pandemic membuat pria kelahiran tahun 1991 ini akhirnya menjadi salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2020 Kategori Khusus: Pejuang tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19.
Dengan kanal yang kini telah menjadi referensi di sejumlah sekolah di Kinabalu, Malaysia dan Filipina, Galih berharap para guru dan murid di seluruh Indonesia terbantu untuk menyerap materi pelajaran dengan lebih mudah saat pandemi.
Semangat Galih Suci Pratama dalam berjuang merangkul guru memajukan kualitas pembelajaran sejalan dengan cita-cita Astra untuk Sejahtera Bersama Bangsa.(dan)