Sidoarjo, NEODEMOKRASI.COM – 15 truk dan satu unit alat berat dikerahkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo. Kendaraan-kendaraan ini untuk menyelesaikan masalah sampah yang over di TPS 3R Desa Kedung Cangkring, Jabon, Sidoarjo.
Setelah dilakukan clean up atau pembersihan sampah secara total tersebut, Kades Kedung Cangkring Yudianto berkomitmen akan mengevaluasi sistem pengelolaan sampah di desanya. Hal ini supaya ke depan pengolahan sampah di Kedung Cangkring bisa menjadi role model pengolahan sampah rumah tangga di kawasan Kecamatan Jabon.
Kepala Seksi angkutan DLHK Sidoarjo Subiyanto mengakui bahwa pihaknya sengaja membiarkan atau tidak segera melakukan clean up tumpukan sampah di TPS 3R Desa Kedung Cangkring. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan efek jera. Supaya masyarakat punya kepedulian dalam menyelesaikan persoalan sampah rumah.
Selain itu, pihaknya juga menunggu komitmen atau keseriusan pihak desa dalam mengolah sampah rumah tangga di wilayahnya. “Supaya masyarakat dan pihak desa punya kepedulian dalam menyelesaikan masalah sampah di wilayahnya masing-masing,” katanya, Selasa (18/7).
Lanjut Subi, bahwa persoalan sampah rumah tangga itu, bukan hanya tanggung jawab petugas DLHK Kabupaten Sidoarjo. Tapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat Sidoarjo, untuk menuntaskan masalah sampah rumah tangga. Seperti mengurangi sampah rumah tangga dengan cara dipilah dan diolah.
Sampah yang tidak bisa dipilah atau diolah itu, nanti akan dibawa ke TPA untuk diolah lebih lanjut. “Tugas kita memang sebagai pengelola sampah. Tapi masyarakat juga harus mendukung kita dalam mengelolah sampah hingga tuntas,” tegasnya.
Sementara itu, Kades Kedung Cangkring Yudianto mengakui bahwa pihaknya belum sempurna dalam melakukan pengelolaan sampah di TPS 3R Kedung Cangkring. Sehingga mengakibatkan sampah rumah tangga menumpuk. Sampai akhirnya meminta bantuan DLHK untuk melakukan clean up. “TPS kita masih baru, dan pengurus TPS kami masih belajar untuk menyelesaikan persoalan sampah rumah tangga ini,” terangnya.
Penyebab sampah menumpuk itu salah satunya adalah data warga yang membutuhkan pelayanan sampah rumah tangga di TPS belum valid. “Warga yang terdaftar di pengurus TPS ada 1000. Tapi yang buang sampah lebih banyak dari yang terdaftar. Selain itu, kita juga belum punya tenaga pemilah,” ungkapnya.
Untuk memperbaiki hal tersebut, pihaknya akan segera melakukan sosialisasi kepada seluruh warga dan validasi data. Kedua pihak pengurus TPS akan memilah sampah terlebih dahulu sebelum diangkut ke TPA Jabon. Untuk rencana ke depan pihaknya akan mendatangkan mesin pengelola sampah. “Kami ingin menjadi role model dalam pengelolaan sampah di wilayah Jabon,” pungkasnya.(dan)