Surabaya, NEODEMOKRASI.COM – Pemkot Surabaya terus meningkatkan akses literasi masyarakat melalui pengembangan fasilitas dan program perpustakaan yang inovatif. Langkah ini sesuai dengan komitmen Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam upaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui penguatan budaya literasi.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya Mia Santi Dewi menuturkan, hingga saat ini, pihaknya mengelola dua perpustakaan dan 530 Taman Baca Masyarakat (TBM) yang tersebar di seluruh wilayah Surabaya. “Selain itu, terdapat pula 700 pojok baca dan layanan perpustakaan keliling yang dirancang untuk menjangkau masyarakat secara lebih luas,” kata Mia Santi Dewi, Senin (16/9).
Menurutnya, layanan perpustakaan, TBM, dan mobil perpustakaan keliling, beroperasi sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Namun, untuk memperingati momentum Hari Kunjung Perpustakaan (HKP) Nasional, pihaknya mengadakan berbagai kegiatan khusus, seperti Adventure to Library dan Perpustakaan Dalam Imaginasi.
“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi dan memberikan pengalaman yang menyenangkan saat mengunjungi perpustakaan,” jelasnya.
Berdasarkan data Dispusip Surabaya, Mia menyebutkan jika tren kunjungan pemustaka ke perpustakaan, selalu meningkat dari tahun ke tahun. “Akan tetapi memang ada bulan-bulan yang pengunjungnya meningkat dan menurun dikarenakan banyaknya cuti bersama,” ujarnya.
Menurutnya, mayoritas pemustaka yang paling banyak berkunjung adalah dari kalangan pelajar. Tujuan mereka selain membaca dan meminjam buku, juga mengikuti berbagai kegiatan di perpustakaan. Misalnya seperti wisata buku, pelatihan menulis hingga pelatihan mendongeng pelatihan bahasa.
“Mereka juga sering memanfaatkan fasilitas yang disediakan perpustakaan, yaitu belajar di TBM, perpustakaan keliling, English Corner, Korean Corner, Dyslexia Corner, BI Corner, hingga melakukan kegiatan berdiskusi, mencari informasi, serta mengerjakan tugas sekolah dan sebagainya,” tuturnya.
Mia juga memastikan bahwa pihaknya terus menambah koleksi buku untuk meningkatkan minat pemustaka berkunjung ke perpustakaan. Hingga saat ini, koleksi buku cetak perpustakaan Surabaya mencapai 426.898 judul, 499.476 eksemplar. Sedangkan koleksi buku digital mencapai 1.650 judul, 1.650 eksemplar.
Nah, untuk memudahkan pemustaka mendapatkan akses literasi, Mia menyatakan bahwa Dispusip juga menyediakan sejumlah layanan perpustakaan digital. Layanan ini mencakup pembuatan kartu anggota secara online, katalog buku digital (e-book) hingga pelatihan menulis. “Selain itu kami juga menyediakan layanan mendongeng yang dapat diakses melalui platform daring,” tambahnya.
Di samping itu pula, Dispusip juga mengadakan berbagai kompetisi literasi seperti Lomba Mendongeng untuk siswa SD/MI dan Kompetisi Gema Literasi. Kompetisi ini ditujukan bagi bibit penulis dan pendongeng dari tingkat kecamatan hingga tingkat kota.
Salah satu program unggulan Dispusip Surabaya adalah Kelas Gendis Sewu, yang rutin diselenggarakan setiap tahun. Mia menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk mencetak bibit penulis dan pendongeng muda dari kalangan pelajar sekolah dasar.
“Karya yang dihasilkan oleh peserta Kelas Gendis Sewu dipublikasikan secara rutin melalui media sosial Dispusip, sehingga dapat dilihat oleh masyarakat luas,” pungkasnya.(dan)