Neo-Demokrasi
Headline Kesra

Bupati Mojokerto Ingin Tingkatkan Sektor Pertanian

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati dalam acara pemantapan kapasitas stakeholder bidang pertanian.

Mojokerto, NEODEMOKRASI.COM– Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengingatkan agar sektor pertanian di Kabupaten Mojokerto bisa berjalan seimbang dengan memperhatikan sistem on farm maupun off farm.

Artinya, para petani didorong untuk lebih berdaya dengan memberi nilai tambah aktivitas usaha taninya. Baik itu melalui pengolahan produk pertanian maupun melalui berbagai pengembangan usaha berbasis pertanian. Langkah tersebut diharapkan akan membuat petani mampu menjadi pelaku usaha yang lebih kuat ketika berhadapan dengan pasar.

Hal ini dijabarkan langsung oleh Bupati Ikfina Fahmawati dalam acara pemantapan kapasitas stakeholder bidang pertanian, Selasa (25/5) di Hotel Royal Trawas.

“Pada sektor pertanian, kita tidak bisa bicara saat pra dan pasca panen saja. Ada on farm dan off farm yang sebenarnya harus kita pikirkan,” kata Ikfina.

Maksudnya, saat bertani dan setelahnya. Misal kita menanam jagung. Nah, yang dijual bukan jagung mentah saja, melainkan produk olahan juga. Sektor pertanian ini penting. Salah satunya ikut membantu meningkatkan indeks pembangunan manusia melalui perluasan lapangan kerja.

Upaya off farm khususnya, akan lebih baik bila disertai dengan pendampingan dan pembinaan yang berkelanjutan. Pilihan model usaha yang diberikan juga berhubungan dengan basis komoditas pertanian yang dikelola.

Faktor yang paling penting, yakni semua usaha itu dilakukan dalam sebuah wadah berbentuk kelompok agar lebih mudah memantau, mendampingi, dan efisien dalam praktik pelaksanaan.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto Teguh Gunarko, pada acara ini menerangkan potensi pertanian Kabupaten Mojokerto. Dari luas lahan sawah sejumlah 36.271 hektare (ha), ada beberapa catatan menarik terkait capaian pertanian salah satunya pada tanaman padi. Teguh menyebut telah terjadi peningkatan sebesar 37 persen atau tepatnya 16.629 ha, dibandingkan luas tanam tahun 2019 lalu.

Kebutuhan beras pun tercatat mengalami surplus 52.127 ton. Dengan produksi sebanyak 179.621 ton, dan kebutuhan konsumsinya sebanyak 127.494 ton. Demikian juga dengan tanaman jagung, yang mengalami kenaikan 20 persen atau seluas 4.512 ha.

“Kami harap acara pemantapan stakeholder ini, menjadi momen penting dan strategis, untuk mengomunikasikan dan berkoordinasi tentang pembangunan di bidang pertanian,” kata Teguh dalam laporan sambutan.

Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain Kepala BPTP Kementan RI di Jatim Catur Hermanto, perwakilan produsen Pupuk Petrokimia beserta distributor, pengurus KTNA Kabupaten Mojokerto, dan pengurus Gapoktan serta para penyuluh pertanian.(dan)

 

Related posts

Jatim Terima Insentif Fiskal dari Wapres

Rizki

Semen Tonasa dan PLN Kolaborasi Pemanfaatan Listrik

Rizki

Menjelang Hari Paskah, Polisi Sidoarjo Perketat Pengamanan Gereja

Rizki