Sidoarjo, NEODEMOKRASI.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim menggelar focus group discussion (FGD) bersama Siap Siaga, Rabu (31/3). Kegiatan ini berlangsung di Ruang Tangguh, BPBD Jatim, Jalan Letjen S. Parman No. 55, Waru, Sidoarjo.
Kegiatan ini bertujuan untuk pembelajaran ketangguhan komunitas terhadap bencana. Acara ini melibatkan berbagai komunitas sebagai bagian dari unsur pentahelix dalam penanggulangan bencana.
Tujuan dilaksanakan workshop ini di antaranya untuk menyusun peta jalan (roadmap) rencana aksi. Selain itu, memberikan rekomendasi dan strategi percepatan pelaksanaan program ketangguhan komunitas di Jatim.
Termasuk pula untuk mengumpulkan saran dan masukan dari para pemangku kepentingan di Jawa Timur. Hal ini dalam rangka percepatan pelaksanaan program ketangguhan komunitas.
“Untuk itu, workshop ini diharapkan bisa menjadi bagian memperkuat ketahanan komunitas dalam penanganan bencana. Utamanya di desa-desa yang rawan bencana di Jatim,” ungkap Andreas Eko Muljanto, pengurus SRPB Jatim yang ikut kegiatan ini.
Desa rawan bencana di Jatim sebanyak 2.742 desa. Dengan adanya program Desa Tangguh Bencana (Destana), hingga tahun 2021 ini mencapai 664 desa. Dengan demikian, jumlah desa yang masih rawan bencana mencapai 2.078 desa.
Workshop ini menghadirkan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. Diharapkan ada percepatan penanganan untuk desa-desa rawan bencana di Jatim.
Dalam kegiatan dihadiri oleh Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim Gatot Soebroto, Didiek R (Dinkes Jatim), Priyo Prasojo (Dinsos Jatim), Hotman Hubajahan (Dinas PMD Jatim), Syaiful Amin (LPBI NU Jatim), Muhammad Fathony ( MDMC Jatim), Candra (PMI Jatim), Andreas Eko M (SRPB Jatim), Sudarmanto (FPRB Jatim), Feby Damayanti (Perwakos), dan M. Misbakhul Ulum (Plato Foundation).(dan)