Blitar, NEODEMOKRASI.COM – Bencana yang sewaktu-waktu terjadi, sebenarnya bisa diantisipasi apabila masyarakat punya bekal pengetahuan. Wawasan tentang kebencanaan harus ditularkan kepada lingkungan sekitar agar mereka juga peduli terhadap permasalahan kebencanaan.
Hal ini diungkapkan oleh Penata Penanggulangan Bencana Ahli Madya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Sriyono saat membuka Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di SMK Islam 1 Kota Blitar, Selasa, 20 Februari 2024.
“SPAB ini merupakan upaya untuk getok tular (menyampaikan informasi dari satu orang kepada yang lain secara sambung-menyambung). Tujuannya agar para siswa dan guru di sini setelah mendapatkaan pelatihan bisa diinformasikan kepada orang-orang terdekat,” ungkap Sriyono.
SPAB yang difasilitatori oleh Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur kali ini diadakan di SMK Islam 1 Kota Blitar, selama dua hari, Selasa-Rabu, 20-21 Februari 2024. Sedangkan fasilitator dari SRPB Jatim adalah Rachmad Subekti Kimiawan, Ghisda Jutyawan, dan Rizki Daniarto. Selama dua hari mereka memberikan pelatihan, baik teori dan praktik simulasi saat menghadapi bencana.
Wakil Kepala SMK Islam 1 Rohman mengatakan, suatu kehormatan bagi pihaknya karena kegiatan selama 2 hari ini sangat bermanfaat bagi sekolah. “Bapak ibu guru dan siswa sangat membutuhkan informasi bagaimana teknis penanggulangan bencana. Sehingga ilmu yang diperoleh sangat berarti,” jelasnya.
Ia juga meminta kepada para siswa nanti setelah lulus bisa menularkan pengetahuan kebencanaan dan bisa diimplementasikan kepada masyarakat. Apalagi, kawasan SMK Islam 1 juga punya potensi bencana. Seperti banjir bandang, abu vulkanik dari Gunung Kelud, dan lahar dingin. Kali Lahar yang berada di samping sekolah juga pernah meluap saat banjir, beberapa tahun lalu.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Blitar Agus Suherli juga mengungkapkan beberapa potensi bencana yang ada di Kota Blitar.
Sekitar seratus peserta mendapatkan pelatihan mengenai penyusunan dokumen kajian risiko bencana, penyusunan Tim Siaga Bencana Sekolah (TSBS), praktik bebat bidai, simulasi dan evakuasi saat bencana gempa bumi terjadi, pemadaman kebakaran, games, dan audio visual interaktif beberapa macam bencana. Para siswa juga diajak membaca buku-buku tentang kebencanaan yang disediakan di Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena).(dan)