Surabaya, NEODEMOKRASI.COM – Beberapa organisasi mitra Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jatim melakukan operasi kemanusiaan di Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat. Mamuju dan Majene merupakan dua daerah yang sangat terdampak akibat gempa bumi berkekuatan 6,2 Skala Richter, beberapa waktu lalu.
Beberapa organisasi mitra SRPB Jatim yang turun langsung di operasi kemanusiaan ini adalah Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Kota Pasuruan, Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (Hipgabi) Jatim, SAR Kota Pasuruan, Mahasiswa Tanggap Bencana Universitas Airlangga (Mahagana Unair), Brigade Penolong (BP) 13.34, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Aksi Cepat Tanggap (ACT), PMI, dan MC.
“Sebelumnya kami melakukan asesmen di beberapa lokasi yang akan dibantu,” ungkap Ketua LPBI NU Kota Pasuruan Dian Rahmadin Akbar, Minggu (31/1).
Asesmen dilakukan di beberapa kecamatan di Kabupaten Mamuju. Di antaranya Kecamatan Tapalang, Tapalang Barat, Simboro, Mamuju, dan Kalukku. Sedangkan di Kabupaten Majene asesmen dilakukan di Kecamatan Malunda, Ulumanda, dan Tubo.
“Hampir setiap hari kami melakukan pembagian bantuan logistik. Baik berupa sembako dan asupan makanan tambahan. Seperti biskuit dan susu. Juga perlengkapan bayi dan wanita,” ungkap Dian yang turun langsung ke beberapa lokasi bencana.
Selain pembagian bantuan logistik, para organisasi mitra SRPB Jatim ini juga melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan di beberapa kecamatan yang terdampak di Mamuju.
“Kami juga melakukan pendirian hunian sementara (Huntara) dan pemberian bantuan tenda kepada para pengungsi,” imbuh pria yang juga berprofesi sebagai perawat ini.
Selama lebih dari seminggu di lokasi bencana, Dian banyak menemukan warga yang terdampak yang belum mendapat bantuan semestinya. Selain itu, masifnya kerusakan tempat tinggal dan fasilitas-fasilitas umum, membutuhkan dukungan dan bantuan yang memadai. Perlu bantuan yang berkelanjutan hingga tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi.
Disinggung soal kendala yang ada selama melakukan operasi kemanusiaan, Dian mengungkapkan, kondisi medan memang ada yang sulit. Hal ini turut menjadi hambatan.
“Kondisi wilayah yang berbukit-bukit dan pegunungan disertai beberapa akses jalan yang longsor, membuat para relawan agak kesulitan mendistribusikan bantuan,” jelasnya.
Namun dengan semangat serta tekad yang kuat para relawan, bantuan akhirnya dapat tersalurkan kepada warga yang terdampak gempa bumi.
“Masyarakat yang menerima distribusi bantuan logistik sangat senang dan berterima kasih dengan adanya kepedulian para relawan. Sekalipun di wilayah yang sulit diakses kendaraan besar, seperti mobil,” imbuh Dian.(*)