Surabaya, NEODEMOKRASI.COM – Pelaku penusukan bernama Maria (24), warga Apartemen Amor Mulyosari, Surabaya, kini menjalani pemeriksan intensif oleh Polsek Gunung Anyar. Pelaku keturunan Tionghoa kelahiran Nusa Tenggara Timur ini selain diperiksa di polsek, juga dilakukan pemeriksaan di RS Bhayangkara Polda Jatim.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, karena hanya ingin berlibur ke Australia, Maria nekat merampas mobil dengan menusuk leher korban Pujiono (47) warga Keputran Panjunan, Surabaya. Korban merupakan supir taksi online InDriver dengan jenis mobil Daihatsu Sigra putih dengan nopol L 1867 CAS.
Beberapa kecurigaan atas tindakan nekat pelaku perempuan menyebabkan pihak Polsek Gunung Anyar melakukan pemeriksaan terhadap pelaku ke RS Bhayangkara. Hal itu dijelaskan oleh Kapolsek Gunung Anyar Iptu Sumianto Harysa Fahroni, Rabu (2/10).
“Kenekatan pelaku ini kita kembangkan dengan melakukan pemeriksan kejiwaannya. Serta apakah pelaku terpengaruh obat-obatan narkoba. Pelaku sudah diperiksa dan menunggu hasil,” ujarnya.
Saat ditanya hasil tes urine, ia mengatakan, “Kalau hasil tes psikologi perkiraan membutuhkan waktu 3-7 hari. Sedangkan hasil tes urine narkoba masih menunggu,” tambah Sumianto.
Terkait motif pelaku dan apakah aksi penusukan direncanakan, Kompol Sumianto mengatakan, hasil pemeriksaan serta pengeledahan di apartemennya, pihaknya menemukan kertas catatan yang berisi perencanaan aksi penusukan dan perampasan yang ditulis oleh pelaku Maria. “Ada 8 poin perencanaan perampokan yang akan dilakukan kepada korban sopir taksi online,” jelasnya.
Delapan poin itu meliputi persiapan alat-alat yang dipergunakan pelaku untuk melumpuhkan korban. Juga bagaimana cara-cara melakukan aksinya. Mulai memesan aplikasi transportasi online mengunakan handphone orang lain, hingga bagaimana cara membuang korban.
“Ada 8 poin di situ disebutkan bahwa pelaku memesan taksi online mengunakan aplikasi orang lain guna menghilangkan jejak. Ternyata pelaku sudah mempersiapkan obat bius guna melumpuhkan korban,” tambah Harsya.
Ternyata perencanaan gagal dikarenakan obat bius tidak didapatkan oleh pelaku. Sebagai gantinya, dia nekat melumpuhkan korban mengunakan pisau yang ditusukkan ke leher korban.
Sedangkan hasil pemeriksan terhadap handphone milik pelaku, ditemukan bahwa pelaku mempunyai banyak dokumentasi tentang film-film action dan kekerasan. “Mungkin saja dia terinspirasi film-film keras sehingga ingin melakukan jalan pintas mendapatkan uang cepat,” tutup perwira dengan 2 balok di pundaknya.(dan)