Surabaya. NEODEMOKRASI. COM. Masih tingginya jumlah angka pengangguran terbuka di Jatim terutama jumlah tertinggi didominasi lulusan SMK, membutuhkan solusi lebih serius dan langkah kongkret untuk menurunkan jumlahnya.
“Kalau kita berbicara masalah relevansi, dunia kerja dengan pendidikan, ini menjadi sebuah PR besar sebenarnya ibagi pemerintah Jawa Timur khususnya. Karena beberapa tahun ini penyumbang pengangguran terbuka itu justru yang lulusan-lulusan dari SMK. ” ujar politisi Nasdem DR Iwan Achmad Zunaih.
Lebih lanjut dijelaskannya bahwa meskipun SMK ini merupakan sebuah pendidikan vokasi yang seharusnya siap langsung bisa kerja Cuman pertanyaannya kenapa justru malah banyak lulusan SMK itu yang tidak terserap dunia kerja?
” Tentunya ini harus menjadi evaluasi kita secara bersama-sama ada banyak hal kenapa SMK itu tidak terserap yang pertama jumlah daripada alumni SMK itu juga terlalu banyak sehingga tidak match dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Dan penyumbang sebagian besar pengangguran terbuka.
Faktor materi pembelajaran atau kurikulum yang juga memungkinkan Karena mungkin tidak imbang antara keterampilan dan skill yang dikuasai pekerja dengan pihak penyedia lapangan pekerjaan
Kedua, ini yang menjadi evaluasi juga dan itu penting sekali untuk kita evaluasi. Itu adalah terkait masalah kurikulum. Dan bisa jadi, kenapa terjadi sebuah pengangguran yang cukup besar dari kalangan alumni SMK ini. Dikarenakan mungkin kurikulum pembelajaran yang dilakukan di sekolah-sekolah SMK Jawa Timur tidak berorientasi kepada kebutuhan kebutuhan industri-industri saat ini atau kebutuhan-kebutuhan lapangan pekerjaan saat ini.
” Jumlah besarnya pengangguran ini pekerjaan berat sebenarnya,. Karena dunia itu selalu berkembang, selalu terjadi perubahan . Sebenarnya itu saya sudah bertahun-tahun menyarankan agar dibentuk semacam Dewan Pendidikan Yang mana Dewan Pendidikan itu isinya itu adalah tidak hanya dari dinas semata. Tetapi disini juga mungkin orang-orang yang ahli, ahli dalam hal pendidikan, dalam kurikulum sekaligus profesional . Sehingga disini ayo kita kumpul pada satu tempat kemudian dibentuklah wadah itu Umpamanya Dewan Pendidikan atau apalah namanya terserah Tapi yang penting itu semuanya duduk bersama dari regulator, dari profesional Terus kemudian dari yang ahli-ahli masalah industri dan lain-lain Itu semuanya harus kumpul pada satu wadah tersebut untuk istilahnya membentuk satu kebijakan Kebijakan secara bersama-sama Untuk membangun SDM Jawa Timur ini ke depan.” jelas salah satu pengurus PP Sunan Drajat, Lamongan ini.
” Ibarat orang kalau kepingin minum kopi, tentunya kepingin minum kopi yang enak, tentunya dia itu harus mampu meracik kopi itu dengan komposisi yang tepat. Harus ada kesesuaian komposisi antara kopi, air, dan gula” jelasnya.
Jadi pelatihan-pelatihan itu hanya sekedar seremoni semata. Sebagai upaya penyerapan anggaran yang penting ada kegiatan dan lain-lain. Tidak dievaluasi kembali kira-kira memiliki orientasi dengan kebutuhan industri tidaknya.
“Karena dunia ini selalu berkembang, selalu berubah. Seandainya tidak melakukan perubahan dan perkembangan itu, otomatis kita pasti akan kalah.”ujar anggota Komisi A DPRD Provinsi Jatim ini.
“Pendidikan itu tidak hanya sekedar ilmu. Tetapi yang paling penting pendidikan itu adalah membentuk sebuah karakter. Jadi sepandai apapun orang, tidak akan mampu menjadi pioner-pioner pembangunan atau perkembangan sebuah daerah itu.” tambah pria yang juga menjabat rektor Insud Lamongan ini.
Menurut Gus Iwan, justru malah orang-orang yang berkarakter lah yang nanti itu akan memiliki andil besar dalam pembangunan sebuah daerah. Karakter minimal paling tidak itu ada dua. Satu itu adalah karakter akhlak atau moralitas. Religiositas yang harus kita tanamkan betul-betul itu kepada anak-anak itu. Bukan hanya hubungan kita dengan Tuhan, tetapi yang paling penting juga adalah moralitas. Ini adalah karakter.
Kemudian yang kedua, itu adalah karakter kinerja kita.
“Artinya buat apa sekarang? Orang itu jujur, tapi males. Jujur, tapi itu tidak tepat waktu. Jujur, tapi tidak giat. Nah, ini antara karakter dua ini harus disatukan menjadi satu. Ini adalah modal pertama. Dan pendidikan sebenarnya, orientasi yang paling utama itu di sini. Jangan kasih ilmu dulu sebelum karakter ini mulai ditata. Jika sudah terbentuk sebagai pondasi masyarakat baru kita ngomong masalah ilmu Masalah bagaimana untuk memberikan keterampilan dan lain-lain” pungkasnya menutup perbincangan.
Dengan penggabungan dua modal utama ini Insya Allah ia akan menjadi manusia unggulan dan mampu memenangkan persaingan zaman. (nora)