Sidoarjo, NEODEMOKRASI.COM – Geliat dunia usaha karpet di Surabaya kembali tumbuh subur di masa pandemi Covid-19 saat ini . Baik permintaan lokal maupun ekspor. Hal tersebut dibuktikan dengan karpet produksi PT Classic Prima Carpet Industries yang mampu menembus pasar Inggris.
Di awal pendemi Covid-19 pada Maret tahun lalu, penjualan karpet menurun drastis. Sangat sulit mencapai target penjualan Rp 25-30 miliar per bulan.
“Awal pandemi untuk mendapatkan Rp 20 miliar per bulan saja sangat sulit. Namun seiring berjalannya waktu, sudah kembali ke start awal, yaitu Rp 25-30 miliar per bulan,” kata Direktur Marketing PT Classic Prima Carpet Industries, Choirul, di Surabaya, Kamis (1/4).
Karpet produk pabrik ini diekspor keluar negeri hingga ke Inggris dan menguasai hingga 40 persen di negara tersebut. Selain ke Inggris, juga ekspor ke semua negara di Asia Tenggara. Sebagian besar negara di Asia dan Australia.
“Namun pangsa pasar sangat tinggi di dalam negeri hingga 60 persen. Dulu, jauh sebelum pandemi kita kalah sama produk Cina dan Mesir,” ujar Choirul.
Karpet diproduksi di dua tempat, yaitu Surabaya dan Jombang dengan total 900 tenaga kerja. Choirul optimis target penjualan pada tahun ini mampu mencapai Rp 350 miliar. Sedangkan untuk konsumen yang dibidik adalah rumah tangga sebanyak 30 persen, otomotif (mobil) 30 persen, dan hotel, restoran serta perkantoran sebanyak 40 persen.
Menurutnya, pandemi Covid-19 justru membawa berkah. Pasalnya, permintaan karpet merek lokal secara online juga meningkat. Salah satu brand lokal yang naik pangsa pasarnya adalah You and Me (Yume) berbendera CV Amore Timor Jaya Collections dan brand Adroos.
Direktur Utama CV Amore Timor Jaya Collections, Frans Thiodoris mengatakan, kualitas karpet yang disuguhkan Yume ini memiliki standar di atas rata-rata. Karpet ini lebih elegan karena warnanya yang soft atau lembut. Motifnya mengikuti tren terbaru yang berganti tiap dua bulan.(dan)