Surabaya, NEODEMOKRASI.COM – Lampu rotator berwarna merah menerangi gelapnya malam di jalanan Depok. Raungan sirene mobil ambulan sayup-sayup terdengar dari kejauhan kini menghilang saat berhenti di Rumah Sakit (RS) Universitas Indonesia.
Pengemudi ambulan dengan cekatan turun dan memberikan aba-aba kepada perawat untuk segera menurunkan pasien terjangkit Covid-19 dan membawanya ke ruang ICU.
“Terima kasih Mba Ika,” ujar salah satu petugas tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut dengan buru-buru.
Ika Dewi Maharani adalah wanita asal Ternate, Maluku Utara, yang merupakan salah satu relawan yang mengabdikan dirinya menjadi garda terdepan memerangi pandemi Covid-19.
Dengan latar belakang ilmu perawat lulusan Stikes Hang Tuah Surabaya, Ika tidak hanya membantu tenaga medis. Kemampuannya dalam mengemudi membuat dirinya ditugaskan menjadi pengemudi mobil ambulan untuk menangani pasien Covid-19.
“Saya mendengar kabar dari salah satu relawan Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (Hipgabi) bahwa saat ini dibutuhkan relawan medis untuk area Jakarta,” ujar Ika, Sabtu (30/1).
Ika juga merupakan penerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia 2020 kategori khusus.
Posisi yang dibutuhkan ini khusus untuk perawat yang bisa mengemudikan ambulans. Dia bertekad mengisi posisi yang sangat dibutuhkan itu.
Ika mengikuti pencarian relawan yang diadakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 11 April 2020 lalu. Selama masa bertugas, sudah puluhan pasien telah dievakuasi oleh ambulan yang dikemudikan Ika.
Meski ditugaskan di RS Universitas Indonesia, Ika tidak hanya mengevakuasi dan merawat pasien rujukan di wilayah Depok, tetapi juga di wilayah Jabodetabek.
Menurut salah satu juri SATU Indonesia Awards 2020, Prof. Emil Salim, dosen Ilmu Lingkungan Pascasarjana Universitas Indonesia, Ika adalah sosok yang lugu. Dia mengisi waktu lowong dengan menggunakan ilmu keperawatannya dan mengemudikan ambulans untuk menangani krisis bangsa.
“Sikap itu adalah karakter anak bangsa Indonesia yang terpuji sebagai pejuang tanpa pamrih,” ujar mantan menteri ini.
Hingga saat ini Ika masih bertekad dalam melayani pasien dalam situasi apapun dan memberikan pelayanan yang terbaik.
“Saya berharap pandemi ini agar cepat berakhir dan dapat mempertemukan kembali dengan orang tua serta anak tunggal saya, Yura. Bukankah kita semua rindu menikmati udara bebas tanpa menggunakan masker dan dapat bersosialisasi,” ujar perawat yang saat ini berdomisili di Surabaya ini.(dan)