Surabaya, NEODEMOKRASI.COM – Peran aktif Pusat Kajian Sustainable Development Goals (SDGs) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam mendorong perkembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) terus berlanjut. Salah satunya diwujudkan melalui kegiatan Coaching Clinic untuk BUMDes dengan membekali pelatihan dan pengetahuan agar menembus pasar global, Kamis (10/10) lalu.
Kepala Pusat Kajian SDGs ITS Melania Suweni Muntini menuturkan, ITS terus berkomitmen dalam mencapai ke-17 SDGs khususnya kemiskinan. Untuk mengentaskan kemiskinan, dapat dilakukan dengan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan terutama mendorong usaha kelas menengah. “Melalui pemberian dorongan kepada BUMDes maka perlahan kita juga memberikan stimulasi untuk pertumbuhan ekonomi, khususnya daerah,” tutur dosen Departemen Fisika ITS tersebut.
Akan tetapi, Melania juga menyadari bahwa BUMDes tidak akan berkembang dan memberi kontribusi kepada perekonomian nasional jika hanya pada lingkup nasional. Para pelaku wirausaha harus didorong untuk membawa produk siap bersaing pada pasar global, salah satunya dibekali lewat wawasan mengenai strategi ekspor. Adanya Coaching Clinic ini akan mempersiapkan BUMDes mulai dari langkah awal untuk membawa produk menuju pasar global.
Mulanya, Pusat Kajian SDGs telah menjaring beberapa BUMDes yang memenuhi kualifikasi dan antusias dalam mengikuti program pembinaan lebih lanjut. Kemudian, mereka diberikan pelatihan selama tiga kali pertemuan sebelum berlangsungnya Coaching Clinic. Pada saat Coaching Clinic, mereka dibekali mulai dari memahami peluang ekspor, membuat rencana kerja ekspor, dan kebijakan regulasi produk. “Pemateri yang dihadirkan langsung dari praktisi eksportir dan praktisi BUMDes yang telah mampu melakukan ekspor,” terang Melania.
Selaras dengan Melania, Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi dan Desa Provinsi Jawa Timur Endah Binawati menyebutkan bahwa upaya pemerintah dalam mendorong ekspor diwujudkan dengan program inovasi Coaching Clinic.
Dinas Pemberdayaan Usaha Ekonomi dan Desa (DPMD) Provinsi Jawa Timur menggalakkan program Coaching Clinic dengan menggandeng Pusat Kajian SDGs ITS. “Kolaborasi dengan akademisi sangat penting untuk memperkuat wawasan dan membuka jaringan pasar BUMDes nantinya,” sebut Endah.
Selain itu, Endah juga menuturkan bahwa program akan terus berlanjut dengan beberapa sesi pelatihan dan modul ekspor. Nantinya, kurikulum berfokus pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam pemahaman produk siap ekspor. Hal ini dapat dipelajari dari segi kemasan produk, perhitungan kuantitas, kualitas produk, dan kontinuitas usaha. “Semoga kolaborasi dengan ITS ini akan menghasilkan BUMDes yang mampu bergelut dengan pasar global,” harap perempuan berkacamata ini.(dan)