Pandaan. NEODEMOKRASI. COM. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim menggelar kegiatan Survival Camp bagi sekitar 70 jurnalis Jatim. Gabungan Pokja Pemprof dan DPRD Propinsi Jatim di K Galeery, desa Dusunsewu, Pandaan, Pasuruan. Acara yang berlangsung pada 3-4 Oktober 2024. Dimaksutkan untuk meningkatkan kapasitas para Jurnalis/Wartawan di Provinsi Jawa Timur dalam menghadapi Bencana alam.
Kegiatan bertema “Jurnalis Tangguh Bencana” Berisi program sosialisasi bagaimana mengambil sikap dan tindakan tepat dan bertahan hidup saat menghadapi bencana dan suasana kritis.
Termasuk menghadapi kemungkinan terjadinya prediksi rBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan terjadinya potensi megathrust, yang menurut Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto tidak perlu terlalu dikhawatirkan dan mengimbau masyarakat tidak perlu panik.
Isu gempa megathrust di Indonesia ramai diperbincangkan di media sosial. Isu ini muncul setelah gempa dahsyat berkekuatan 7,1 Skala Richter (SR) terjadi di Pulai Kyushu, Jepang pada 8 Agustus lalu.
Namun BMKG sendiri belum dapat memastikan kapan bencana alam itu akan terjadi. Tetapi agar masyarakat bersiap menghadapi efek dari megathrust di Indonesia. Tujuannya segera mitigasi (tindakan mengurangi dampak bencana).
“Jadi tujuannya ke sana; mitigasi dan edukasi, persiapan, kesiapsiagaan,” imbuh dia.
Peningkatan edukasi masyarakat dengan salah satu bentuk nyatanya menyiapkan berbagai infrastruktur mitigasi, seperti jalur evakuasi, sistem peringatan dini, hingga shelter tsunami.
Ditambahkannya, bahwa meski potensi megathrust akan terjadi, namun masyarakat tidak perlu panik. Yang penting punya kesiapan diri, mengenali lokasi dan wilayah dan mengetahui jalur evakuasi jika hal tersebut terjadi.
Pihaknya juga menyampaikan ucapan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada segenap jurnalis akan kolaborasi yang rutin terjalin dengan para jurnalis selama ini. Kolaborasi dengan kalangan media, selaku unsur penthahelix dalam penanggulangan bencana, telah terjalin dengan baik.
Acara sosialiasi yang dihadiri Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto membuka kegiatan dengan didampingi, Plt Kabid PK Dadang Iqwandy, Plt Kabid RR Dhani Aribowo dan Penata PB Ahli Madya Sriyono. Yang jugaenghadirkan narsum sosiolog Unair Prof Hotman Siahaan dan Tim Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jatim.
“Saat ini kita memasuki masa pancaroba dari kemarau ke penghujan. Maka perlu memahami dan mempersiapkan potensi ancaman seperti banjir atau angin puting beliung,” ujar Gatot Soebroto.
Sementara itu Prof Hotman Siahaan Sosiolog Unair Surabaya menyoroti peran wartawan dalam penanggulangan bencana. “ada dua fakta yakni unsur : sosiologis dan psikologis,” ujarnya.
Fakta sosiologis menurut Hotman terjadinya bencana itu. Misalnya tanah longsor, banjir, gunung meletus atau bangunan runtuh. Sedangkan fakta psikologis adalah bagaimana kehidupan masyarakat itu, bagaimana penyebab dan solusinya dengan meminta pendapat pakar atau ahli.
Prof Hotman juga menyoroti minimnya sosialisasi penanggulangan bencana bagi masyarakat termasuk kalangan pelajar dan mahasiswa. “Unair saja baru semester ini ada kurikulum penanggulangan bencana,” ujarnya.
Menurutnya, kurangnya pemahamanan bagaimana menghadapi bencana supaya selamat. “Jika sudah terjadi bencana, bisanya budaya kita cepat bergotong royong seperti memberi bantuan sembako, pelaratan tidur, obat-obatan daln lainnya. Bukan memberi solusi menghadapi ancaman bencana. *