Sidoarjo, NEODEMOKRASI.COM – Madrasah Aliyah Nurul Huda Sedati Sidoarjo adalah madrasah yang hebat dan bermartabat. Tidak lagi seperti puluhan tahun lalu yang diragukan kualitasnya tetapi sekarang menjadi pilihan pertama. Salah satu buktinya madrasah yang berada di Desa Kalanganyar, Sedati itu dideklarasikan sebagai Madrasah Toleransi.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo Moh Arwani dalam sambutannya pada acara Deklarasi Madrasah Toleransi di MA Nurul Huda Sedati, Rabu, (18/1).
Dengan demikian MA Nurul Huda Sedati merupakan MA yang pertama kali dan satu-satunya yang dideklarasikan sebagai Madrasah Toleransi di Kabupaten Sidoarjo. Bahkan satu-satunya di Indonesia.
Penetapan sebagai Madrasah Toleransi ini bukan suatu hal yang tiba-tiba. Juga bukan merupakan pemberian dari pemerintah, melainkan puncak dari program Cinta Budaya Cinta Tanah Air dari Komunitas Seni Budaya BrangWetan yang dilaksanakan sejak tahun 2020.
Sekolah lain yang sudah melaksanakan Deklarasi adalah SMPN 1 Taman pada bulan Desember yang lalu, dan segera menyusul SMPN 1 Waru pada hari Sabtu besok (21/1). Dua sekolah lainnya yang segera menyusul adalah SMPN 1 Gedangan dan SMAN 1 Gedangan.
Deklarasi tersebut ditandai dengan pemancangan papan nama Madrasah Toleransi, Piagam Toleransi yang ditandatangani oleh kepala Kantor Kemenag Sidoarjo, Kepala Madrasah Nurul Huda, yaitu Nurul Badiah, dan ketua Komunitas Seni Budaya BrangWetan Henri Nurcahyo. Serta penyerahan Surat Keputusan Madrasah Toleransi dari Komunitas Seni Budaya BrangWetan dan Piagam Penghargaan Sekolah Pengembang Toleransi dari Bakesbangpol Sidoarjo.
Selanjutnya, Moh Arwani mengharapkan agar deklarasi ini tidak hanya berhenti di sini, melainkan dapat menjadi semacam percontohan bagi sekolah yang lain. Baik Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah di Sidoarjo.
Deklarasi tidak lantas menjadi formalitas belaka tapi ditindaklanjuti di proses belajar mengajar dan di lingkungan masing-masing.”Mohon ilmunya disampaikan kepada yang silaturahmi ke MANH untuk meniru menjadi Madrasah Toleransi,” terang Arwani.
Sementara itu Ketua Yayasan Pendidikan Islam Nurul Huda, Misbahudin, menyampaikan bahwa inti dari toleransi adalah bagaimana kita saling kenal, saling menghargai, dan menghormati. Dengan demikian, dapat menambah nuansa dan perluasan pemikiran serta wawasan, sehingga pikiran kita tidak mengerucut.
“Kita menjadi lebih luas pandangannya, bisa bergaul dan berdampingan dengan sekolah negeri. Bahwasanya MA Nurul Huda sudah merefleksikan madrasah dan pesantren. Kita tidak boleh minder. Tunjukkan jati diri kita di era global sekarang ini,” tegasnya
Hal senada disampaikan Kepala Bakesbangpol Sidoarjo Musta’in. Salah satu indikator toleransi itu adalah kita punya rasa empati terhadap orang lain tanpa memandang agama atau golongan apapun. Kalau ada kecelakaan misalnya, maka kita langsung menolong. Itulah toleransi.(dan)