Surabaya, NEODEMOKRASI.COM – Komisi A DPRD Jawa Timur telah melakukan monitor atas persiapan pencegahan Covid-19 kepada sekitar 50 desa di Jawa Timur. Monitoring dilakukan dengan cara sampling, yakni diambil 3-4 desa tiap kabupaten-kota di Jawa Timur.
“Adapun hasil monitor tersebut, desa sudah memersiapkan secara baik sesuai dengan protokol pencegahan yang diatur oleh pemerintah,” ungkap anggota Komisi A DPRD Jawa Timur Muzammil Syafi’i, Kamis (21/5).
Muzammil yang juga ketua Fraksi NasDem DPRD Jawa Timur ini mengungkapkan, desa-desa yang dimonitor telah memersiapkan masker gratis untuk seluruh warganya. Kemudian, melakukan penyemprotan secara berkala, dan menyiapkan tempat cuci tangan di sudut-sudut desa. Selain itu, juga menyiapkan kamar-kamar untuk isolasi ketika ada orang luar yang masuk ke desanya.
“Ini semua untuk program preventif dan kuratif. Semuanya di-cover oleh refocusing APBDesa sebanyak 30 persen,” jelas Muzammil.
Untuk program social safety net atau jaring pengaman sosial,njuga memberikan bantuan berupa sembako dan uang tunai kepada penduduk yang belum mendapat bantuan. Baik dari pusat, provinsi, atau kabupaten.
Sedangkan yang menjadi kendala adalah tidak sinkronnya data yang diajukan dengan yang turun dari pusat. Sehingga menimbulkan permasalahan di desa. “Walaupun sementara ini hanya protes kecil dari warga, tapi kalau tidak segera diselesaikan menjadi blunder untuk yang akan datang,” imbuhnya.
Pemanfaat dana desa tentunya sangat membantu bagi masyarakat. Namun diakui hal ini rawan karena banyak yang secara administratif harus menyesuaikan dengan aturan yang berlaku. Mereka berharap ada back up dari DPRD Jawa Timur bila suatu saat terjadi persoalan hukum.
“Komisi A menjanjikan memberikan pendampingan dalam bentuk mempertemukan para stakeholder, seperti Inspektorat dan aparat penegak hukum agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” pungkasnya.(nor/dan)